Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesalahan Fatal Ketika Belajar Bahasa

7 Agustus 2016   14:41 Diperbarui: 7 Agustus 2016   14:56 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menguasai bahasa asing menjadi sebuah kelebihan di era globalisasi sekarang ini. Dengan menjamurnya perusahaan asing yang mewajibkan pekerja menguasai bahasa inggris, kebutuhan akan bahasa tidak boleh tidak menjadi nilai plus tersendiri jika ingin bergabung di perusahaan "berlebel" luar negeri.

Kemampuan berbicara (speaking) dan menulis (writing) merupakan dua skil yang menjadi tolok ukur kemampuan berbahasa. Namun sayangnya, hanya segelintir orang menguasai skil ini secara baik. Beberapa kesalahan sebenarnya terjadi disebabkan pola belajar yang salah sehingga output berbahasa tidak maksimal. Berikut akan saya coba paparkan kesalahan umum berupa pengalaman pribadi selama lebih kurang 10 tahun belajar dan beberapa tahun mengajar di berbagai institusi.

1. Terlalu fokus pada aturan  (grammar)

Belajar bahasa asing harus dilkukan dengan nyaman dan benar. Artinya seseorang harus memiliki ketertarikan agar nyaman ketika belajar. Kebanyakan siswa belajar dengan menghafal pola grammar sehingga sangat terpaku pada aturan. Ketika mempraktekkan atau berbicara menjadi gugup karena takut salah.

Secara ilmu bahasa (second language acquisition), pemahaman grammar tidak akan terbentuk secara otomatis jika mengandalkan skill hafalan. Bahkan hanya akan menghambat memahami kontek kalimat secara alami. Benny Lewis, dalam artikelnya, "The 8 biggest mistakes language learners make" memaparkan :

"There’s no way that you can reach fluency without making lots and lots (and lots) of mistakes. It’s utterly impossible. So why even try to avoid them? Instead, embrace being a beginner and accept that it means you’ll feel out of your comfort zone for a while"

Intinya, mustahil jika ingin lancar berbahasa tanpa membuat banyak kesalahan. jadi, buat apa menghindari kesalahan. sebaliknya, hadapi kesalahan dengan berada diluar zona aman.

Belajar bahasa baru adalah sebuah proses dimana trial and error adalah dua proses yang mutlak terjadi. Jangan pernah takut berbuat salah, sebagai seorang pembelajar bahasa kita perlu mencoba kata yang kita dapat dan praktekkan tanpa harus ragu dan takut salah. Kesalahan malah nantinya akan membuat kita lebih mudah belajar. Dan yang lebih penting adalah menulis setiap kesalahan yang kita lakukan dengan catatan kecil agar kita memperbaikinya secara bertahap. 

 2. Fokus Pada Satu Metode

Banyak sekali siswa atau pembelajar bahasa yang terpaku pada satu metode ketika belajar bahasa. Akhirnya mereka akan condong mengulang metode yang sama sehingga mudah bosan. Anne Merritt memamparkan:

"Language learners who use multiple methods get to practise different skills and see concepts explained in different ways. What’s more, the variety can keep them from getting stuck in a learning rut"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun