Lihat ke Halaman Asli

Maskur Abdullah

Jurnalis dan Trainer

JR Saragih, dan "Buyarnya" Peta Politik Sumut

Diperbarui: 5 Maret 2018   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Kemenangan JR Saragih atas gugatannya di Bawaslu Sumut, ada konsekuensi politik nya. Tapi ini juga sebagai kritisi, bahwa KPU harus bertindak adil, tidak sewenang-wenang," ujar seorang teman saya, yang masuk dalam bagian Tim Sukses (Timses) salah satu pasangan Calon Gubernur Sumatera Utara, yang maju pada Pilkada 2018 ini.

Atas kemenangan gugatan itu, JR Saragih dan pasangannya Ance Selian, berarti hampir pasti akan ikut meramaikan kontenstan Pilkada Sumut, menjadi 3 pasang. 

Seperti diketahui, sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut hanya meloloskan 2 pasang Calon Gubernur Sumut, yakni Edy Rahmayadi/Musa Rajekshah dan Djarot Saiful Hidayat/Sihar Sitorus. Sedang pasangan Jopinus Ramli (JR) Saragih/Ance Selian, oleh KPU Sumut ketika itu dinyatakan tidak lolos, untuk alasan masalah legalisir ijazah JR Saragih.

 "Peta politiknya benar-benar jadi buyar. Kekuatan jadi terbelah tiga," ujar seorang redaktur senior salah satu surat kabar harian di Medan.

Betapa tidak. Peta politik ini sebelumnya sudah terpetakan dengan cukup jelas. Persis ketika sebelumnya, KPU hanya meloloskan 2 kontestan Pilkada 2018. Bisa dibayangkan, bagaimana serunya "pertandingan" Pilkada Sumut, seandainya hanya 2 pasang calon yang maju. Satu lawan Satu. Maka kekuatan pun hanya terbelah dua, begitu mudah terpetakan. 

Dengan majunya pasangan JR Saragih/Ance Selian, kekuatan terbelah tiga. Mudah-mudahan menjadi semakin seru. Memang ada keuntungan dan kerugian bagi 2 pasang calon lainnya. Tapi bisa juga, pasangan JR Saragih/Ance Selian, menjadi pihak yang diuntungkan untuk bisa mendulang suara. 

Pasalnya, simpati bisa mengemuka kepada pasangan ini, karena sebagian masyarakat ada yang menilai, JR Saragih sebagai pihak yang "terzalimi".

Bagaimana mungkin, seorang JR Saragih, yang telah menjabat Bupati Simalungun selama 2 periode, ijazahnya masih diragukan? Banyak orang yang tertanya-tanya, dan merasa itu suatu yang tidak mungkin terjadi. "Pasti ada apa-apanya." 

Tapi memang, permainan belum selesai. Segala intrik, trik dan strategi politik akan muncul untuk memenangkan pertandingan. Tentu saja kita berharap, pertandingan tetap berlangsung secara fair play. Terhindar dari "tipu-tipu" apalagi tipu suara.

Penulis tidak ingin terseret lebih dalam, pada pertarungan ketiga calon Gubernur Sumatera Utara ini. Meski penulis melihat jelas "pergerakan" arus Pilkada ini, namun lebih baik berdiam diri saja, menunggu hingga hari H usai. 

Penulis tidak ingin melontarkan opini lebih jauh, karena khawatir akan dinilai berat sebelah, meski penulis ingin menyampaikannya secara seimbang (balance). Biarkan saja masyarakat menilai dengan caranya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline