Masih segar dalam ingatan saya, ketika mulai disosialisasikan penggunaan helem sebagai alat pelindung kepala kepada semua pengendara sepeda motor. Baik pengemudi maupun yang dibonceng wajib menggunakan helem.
Pertama kali sosialisasi pemakaian helem di jalan raya, banyak sekali orang yang kena tegur oleh polisi lalu - lintas. Pada awalnya berbagai alasan muncul, mulai dari katanya lupa, helem ketinggalan di rumah sampai alasan belum punya uang untul beli helem.
Sampai akhirnya setelah bertahun - tahun, orang sadar dengan sendirinya bahwa memakai helem penting bagi keselamatan diri saat mengendarai sepeda motor di jalan raya.
Walaupun kewajibkan penggunaan helem juga dilakukan tindakan pemberian sanksi bagi yang tidak patuh yang tujuannya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya penggunaan helem bagi keselamatan diri saat di jalan raya.
Lain halnya dengan gerakan memakai masker. Kalau helem dipakai untuk melindungi kepala dari kemungkinan benturan keras. Sedangkan masker, dipakai supaya kita terhindar dari penularan penyakit covid -19.
Gerakan menggunakan masker sudah jadi kewajiban juga bagi setiap penduduk di Indonesia saat ini. Mau bepergian ke mana saja, jauh ataupun dekat harus pakai masker.
Pada saat virus corona sudah masuk ke Indonesia, masyarakat dihimbau untuk selalu menggunakan masker dalam setiap aktivitas baik di rumah, di kantor, di mall di pasar, di rumah makan dan di manapun juga untuk mencegah penularan virus corona.
Awal mulanya pemerintah susah juga menghimbau masyarakat untuk selalu memakai masker. Sampai - sampai dilakukan penertiban di sanasini beserta penerapan sanksinya.
Akhirnya setelah lebih dari satu tahun, masyarakat sadar dengan sendirinya dan sudah terbiasa memakai masker, rasanya kalau tidak pakai masker, orang lain memandang kita beda.
Kedua kewajiban yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut semuanya bertujuan baik demi menjaga keselamatan diri kita sendiri. Mungkinkah kita selamanya akan diwajibkan menggunakan masker, seperti kewajiban menggunakan helem? Mungkin jawabannya bisa iya atau bisa tidak, tergantung dari perkembangan pandemi virus corona di tanah air kita selanjutnya.