Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Indra

TERVERIFIKASI

Swasta

Antara Social Distance, Physical Distance dan Jaga Jarak

Diperbarui: 9 April 2020   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pebalap Ducati, Jack Miller start paling depan di GP Argentina 2018. Dia menjadi satu-satunya pebalap yang tak terkena penalti dengan dimundurkan posisi startnya karena tetap pada pilihannya untuk tidak mengganti ban jelang race | roadracingworld.com

Social distance, self isolation dan lockdown menjadi kata-kata populer belakangan ini. Tak lain tak bukan, pandemi yang disebabkan oleh Covid-19-lah yang jadi penyebabnya.

Social Distance dan Physical Distance

Diskusi serius mengenai istilah bukan hal yang penting untuk saat ini. Namun ada baiknya mengisi sebagian waktu yang selalu terisi dengen pergumulan pendapat teknis nan serius dengan hal-hal 'lunak' seperti ini.

Berpijak pada pemaknaan secara harfiah, social distance sepertinya kurang pas disematkan pada aktivitas yang santer disarankan untuk memblokade penyebaran virus Covid-19.

Menurut Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis istilah sosial distance mengarah pada tindakan yang melonggarkan keterlibatan sosial yang pada gilirannya berimplikasi pada renggangnya silaturahim. Demikian ungkapnya melalui facebook.

Jadi bisa dikatakan, social distancing memiliki arti yang 'lebih jauh' dan abstrak daripada sekedar menjaga jarak antara satu orang dengan orang lain sebagaimana yang diarahkan oleh pihak berwenang. 

Menurut lulusan S3 Morphology (ilmu linguistik) Australian National University itu, frasa physical distance lebih tepat untuk digunakan sebagai perwakilan aktivitas itu. Dalam prakteknya physical distance dapat berupa jarak fisik yang harus dikontrol, merumahkan diri, menjaga jarak, tidak berkerumun, tidak bersentuhan fisik, dan tidak berjabat tangan.

 Baca juga artikel lainnya :

Keterlibatan sosial atau kemasyarakatan seseorang saat menjauhi kerumunan tak serta merta dimaksudkan untuk tujuan lain kecuali hanya untuk mencegah penularan Covid-19. Tak selamanya ketiadaan bertemu muka selalu berakibat pada renggangnya hubungan antar personal. Sebab saat ini banyak sarana komunikasi jarak jauh yang bisa digunakan untuk tetap berkomunikasi sehingga hubungan tetap terjadi.

Jaga Jarak Aman dan Sopir Truk

"Hentikan “Social Distancing”.. gunakan “Jaga Jarak”!!!! Ini ud disosialisasikan para sopir truk sejak lama!!!! Hargai juga perjuangan sopir2 truk!!! Indonesia bukan cuma Jakarta dan milenial yg Inggrisnya cas cis cus. Di desa2 masih banyak bahkan yg buta huruf!!!!!!"

Demikian bunyi twit budayawan eksentrik, Sujiwo Tejo. Presiden jancukers yang kerap diundang Karni Ilyas dalam Indonesia Lawyers Club (ILC) itu nampak gusar dengan penggunaan istilah yang keminggris (berbau Inggris).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline