Lihat ke Halaman Asli

Fathan Muhammad Taufiq

TERVERIFIKASI

PNS yang punya hobi menulis

Perlukah Setiap Daerah Punya Alat Klimatologi Sendiri?

Diperbarui: 5 Juli 2019   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1, beberapa contoh alat klimatologi (doc. FMT)

Perubahan iklim global (global climate change) yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, telah berdampak hampir kepada semua sektor, mulai dari pertanian, perikanan, infrastruktur, perhubungan dantransportasi, sampai berbagai peristiwa bencana seperti banjir bandang dan longsor. Di sektor pertanian, perubahan iklim global telah berdampak pada penurunan produktivitas berbagai komoditi pertanian, gagal panen (puso), meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman yang bermuara pada kerugian petani. 

Pada sektor perikanan juga berdampak pada penurunan hasil tangkapan pada perikanan laut dan kematian masal ikan pada budidaya perikanan darat. Di bidang infrastruktur, perubahan iklim global juga berdampak pada terkendalanya penyelesaian proyek-proyek pembanguan.  

Kondisi cuaca yang sulit ditebak, juga mengganggu sistem navigasi pada moda transportasi udara dan laut, sementara tumbangnya pepohonan dan tiang listrik ke jalan akibat hujan dan angin kencang, juga menghambat transpurtasi darat.

Kondisi tersebut sebenarnya bisa diantisipasi atau setidaknya diminimalisir dampaknya jika informasi cuaca dan iklim tersedia secara lengkap. Selama ini Badan Metorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menyajikan informasi lengkap tentang cuaca dan iklim melalui informasi harian, early warning, informasi bulanan dan prakiraan cuaca dan iklim secara berkala. 

Namun karena luasnya cakupan wilayah, serta kondisi wilayah yang sangat beragam dan keterbatasan peralatan klimatologi, belum semua daerah terekam informasi cuacanya secara detil. 

Ditambah lagi dengan masih banyaknya pihak-pihak yang mengabaikan informasi cuaca dan iklim, serta kekengganan sebagian besar masyarakat untuk mengakses informasi tersebut, menyebabkan berbagai kejadian alam terlambat diantisipasi, sehingga banyak menimbulkan korban baik nyawa maupun harta benda.

Upaya maksimal BMKG dalam menyediakan layanan informasi cuaca dan iklim, tentuk hasilnya tidak akan optimal jika tidak didukung oleh pemerintah daerah. Informasi cuaca dan iklim yang disajikan oleh BMKG dilakukan berdasarkan wilayah dan dikendalikan oleh Stasiun Klimatologi yang jumlahnya hanya satu atau dua dalam setiap provinsi dengan kondisi peralatan klimatologi yang standar (kalau tidak boleh dibilang minim). 

Bisa dimaklumi, karena pengadaan alat-alat klimatologi pada stasiun-stasiun klimatologi sangat bergantung pada anggaran BMKG yang kita ketahui juga sangat minim.Ada juga stasiun klimatologi di seputaran bandara, namun informasi cuaca yang dihasilkan lebih difokuskan untuk keperluan pengeloalan bandara dan navigasi.

Secara umum, sebenarnya peralatan pemantau cuaca yang dimiliki oleh BMKG  Pusat sudah memadai dukungan teknologi satelit  Himwari, sehingga kondisi cuaca secara umum dapat terpantau dan terprediksi secara periodik. 

Namun tidak demikian dengan stasiun klimatologi yang ada di daerah, dimana peralatan klimatologi seperti Campbell Stokes, Penakar Hujan Otomatis, Anemometer, Pengukur Suhu, Evaporator dan peralatan klimatologi lainnya jumlahnya sangat terbatas.

Alat klimatologi sebagai sumber informasi cuaca dan iklim

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline