Lihat ke Halaman Asli

daryo susmanto

Pembelajar

Made In Cirebon, Pertukaran Seni Budaya Korea Indonesia

Diperbarui: 7 September 2020   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertukaran seni budaya Korea Indonesia dalam tajuk Made In Cirebon. Dokumentasi Penulis.

Made In Cirebon merupakan Program Pertukaran Pendidikan Seni & Budaya Korea-Indonesia yang merupakan bagian dari proyek Official Development Assistance (ODA) yang diinisiasi oleh Korea Arts and Culture Education Services (KACES) berkolaborasi dengan PT Ki Kunci Komunikasi, ARCOLABS, dan Pemerintah Kota Cirebon khususnya Dinas Pendidikan Kota Cirebon dan SMP Negeri 1 Cirebon. 

Sebenarnya proyek ini telah berjalan dari bulan Mei dan akan berlanjut hingga September 2020. Tahun ini merupakan tahun pertama dari upaya kolaboratif yang melibatkan pemerintah kota, seniman, dan sekolah di Cirebon. 

Menurut seniman Fransisca Retno, yang juga seorang edukator, dengan mengutip dari press rilis yang dikeluarkan Arcolabs,   program pertukaran ini memberikan perspektif baru mengenai praktik artistik di luar Jakarta. 

"Saya pribadi kagum dan terinspirasi dari dedikasi para seniman di Sinau, yang menggunakan keahlian mereka untuk mengkomunikasikan permasalahan sosial dan lingkungan di Cirebon. Menurut saya ini betul-betul memperlihatkan bagaimana pendekatan seni dan artistik bisa berdampak lebih luas dari seni itu sendiri dan berfungsi lebih besar bagi komunitas." 

Hal senada disampaikan oleh koordinator Sinau Art, Nico Broer, yang telah berpengalaman dalam proyek pengembangan komunitas di Cirebon melalui Jagakali Art Festival -- festival yang diinisiasi oleh Sinau Art dengan menggabungkan seni tradisional dan kearifan lokal dalam mempromosikan kesadaran lingkungan. 

"Dari sesi-sesi lokakarya ini, kami belajar bagaimana mengeksplorasi pendekatan seni lebih jauh lagi ke dalam beragam metode yang menyenangkan dan dapat dilakukan oleh siswa sekolah. Mudah-mudahan ini juga membuat seni lebih bisa diakses oleh masyarakat." 

Wali Kota Cirebon Drs. Nasrudin Azis, S. H. sepenuhnya mendukung proyek government-to government ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. "Sepanjang sejarah, Cirebon selalu menjadi tempat meleburnya beragam kebudayaan dan tradisi. Kita sudah terbiasa dengan kolaborasi, kita semua adalah bagian dari masyarakat sehingga kita harus bekerja sama sesuai kapasitas kita demi menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua. 

Mrs. Jeong Ok Jeon saat memberikan sambutan secara virtual. Dokumen Penulis

Kegiatan ini dibuka secara virtual dan tatap muka  pada Senin, 7 September 2020 bertempat di SMP Negeri 1 Cirebon. Dihadiri secara virtual oleh direktur Arcolabs Mrs. Jeong Ok Jeon dan beberapa dari Korea. Dalam sambutannya Mrs Jeong menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam kegiatan ini. Beliau juga berpesan kepada seluruh peserta agar memiliki pemikiran terbuka sehingga mudah menerima hal-hal baru melalui kegiatan ini. Hal yang akan dipelajari dalam kegiatan ini adalah  seni yang dipadukan dengan sain dan teknologi, imbuhnya.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs. Irawan Wahyono, M.Pd. kegiatan ini sangat positif. Beliau berharap anak-anak dapat mengikuti kegiatan ini secara baik karena hal ini tidak dapat diulang di masa datang. Setidaknya anak-anak bisa mengetahui budaya yang ada di Korea. Ke depannya anak-anak diharapkan mampu mengembangkan diri. Beliau juga berpesan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan karena kegiatan dalam situasi pendemi Covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline