Lihat ke Halaman Asli

daryo susmanto

Pembelajar

Harapan dalam Keterbataan Membaca Al-Quran

Diperbarui: 16 September 2019   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Dokumen Penulis

Angin kumbang bertiup cukup kencang, menyusur dari lereng Gunung Ciremai menuju pantai utara Cirebon, melewati celah-celah jalan komplek perumahan. Meski sedikit membawa aroma tidak sedap dampak dari tempat pembuangan sampah, tidak menyurutkan langkah para para lelaki paruh baya menuju majlis ilmu.  

Sebagian ada yang melewati gang kecil dan sebagian yang lain ada yang lewat jalan utama. Satu persatu lelaki paruh baya itu bertemu di tempat yang telah disepakati. Mereka saling bertegur sapa khas seusianya.

Malam itu, malam Rabu seperti biasanya para lelaki paruh baya membawa kitab suci Al-Quran  berukuran besar dan ada sebagian juga yang membawa buku Iqra. Pakaian rapi dan berkopiah menambah kesan bahwa mereka punya kesungguhan untuk belajar. Tak ada kata terlambat untuk belajar.

Tetap semangat meski seperti mengukir di atas air. Dokumen Penulis

Memang ada benarnya dalam salah satu lirik lagu qasidah bahwa belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa laksana mengukir di atas air. Ada kesulitan untuk mengingat hal yang sudah dipelajari sebelumnya. Namun, dalam keterbataan lidah mereka, mereka tetap memiliki semangat yang berkobar.

Mereka yakin bahwa dalam keterbataan saat belajar membaca Al-Quran ada dua pahala yang mereka dapatkan. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan Bukhori, Muslim, Dawud, Thirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah

20190914-163128-5d7f3905097f3645f25ac3c2.jpg

Artinya: "Orang yang membaca Al-Qur'an, lagi pula ia mahir, kelak mendapat tempat dalam syurga bersama sama dengan malaikat-malaikat pencatat yang mulia lagi baik, dan orang yg membaca  Al-Qur'an, tetapi tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan agak berat lidahnya (belum lancar) ia akan mendapat dua pahala."

Pada malam lainnya, malam Jumat dan malam Senin dalam desiran angin yang sama, lelaki-lelaki paruh baya bertemu pada tempat yang berbeda pada malam sebelumnya. Mereka yanga datang di malam Jumat dan Senin sebagian besar sudah tidak terbata lagi saat membaca Al-Quran pun mereka juga penuh semangat karena keyakinan akan ditempatkan bersama malaikat-malaikat pencatat yang mulia.

Memperbaiki diri dengan terus bersilaturahim. Dokumen D'Tadarus Community

Malam terus saja berlalu menjadi saksi ayat-ayat suci dilafalkan entah terbata atau lancar. Berharap Rahmat dan Ridho dari Sang Kholik Allah SWT pemilik semesta. Agar apa yang dipelajari dan dibaca menjadi syafaat kelak di yaumul akhir.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline