Lihat ke Halaman Asli

Makruf Amari Lc MSi

Pengasuh Sekolah Fiqih (SELFI) Yogyakarta

Shalat Sambil Ingat Makan, Atau Makan Sambil Ingat Shalat?

Diperbarui: 20 April 2020   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : www.majalahnabawi.com

Oleh : Ma'ruf Amari, Lc. M.Si.

Lebih baik shalat sambil ingat makanan, atau makan sambil ingat shalat? Pertanyaan ini yang sering dilontarkan dalam berbagai kesempatan, saat disediakan jamuan makan lengkap, namun sudah masuk waktu shalat. 

Melihat hidangan yang demikian lezat, membuat pikiran 'tidak tenang' ingin segera menyantapnya. Namun di sisi lain, waktu shalat sudah masuk dan semestinya kita melaksanakan shalat di awal waktu.

Shalat sambil mengingat makanan lezat tentu menjadi pengganggu kekhusyukan shalat kita. Inilah salah satu contoh gangguan dalam shalat. Agar tidak mengganggu konsentrasi shalat, maka pilihannya adalah makan terlebih dahulu. 

Dari Anas bin Malik, Nabi saw bersabda, "Apabila makan malam sudah tersaji, maka dahulukanlah makan malam tersebut dari shalat maghrib. Dan janganlah kalian tergesa-gesa dari makan kalian." (HR. Bukhari no. 672 dan Muslim no. 557)

Imam Bukhari membuat bab tersendiri, yaitu "Bab Apabila Makanan Telah Dihidangkan dan Shalat Hendak Ditegakkan". Imam Muslim membuat bab tersendiri, yaitu "Bab Terlarangnya Mendahulukan Shalat Sedangkan Makan Malam Telah Tersaji dan Ingin Dimakan Pada Saat Itu Juga".

Berbagai Gangguan dalam Shalat dan Cara Menyikapinya

Pada saat seseorang melaksanakan shalat, tak jarang muncul berbagai kondisi yang menjadikan gangguan. Bagaimana kita harus menyikapi kondisi dan gangguan tersebut? Berikut saya kutipkan secara ringkas pendapat para ulama.

Problem Pertama : Muncul Lintasan Pikiran Saat Shalat

Nabi saw bersabda, "Apabila azan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar azan tersebut. Apabila azan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqamah, setan pun berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara seseorang dan nafsunya" (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no. 389).

Setan tidak rela manusia melaksanakan shalat dengan sempurna, maka mereka selalu berusaha menggoda. Salah satu bentuk godaan setan adalah dengan menghadirkan lintasan pikiran pada orang yang tengah shalat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline