Lihat ke Halaman Asli

FX Aris Wahyu Prasetyo Saris

Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Menulis Makna (40): Memaknai Masa Sulit sebagai Kesempatan, Bukan Kehampaan

Diperbarui: 4 Agustus 2021   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi. bestlifeonline.com

Jangan pernah membanting pintu; anda mungkin perlu kembali melewatinya. (Don Herold)

Dalam kehidupan yang penuh dengan belbagai situasi dan kondisi terkadang manusia harus masuk di dalamnya tanpa bisa memberi alasan sekecap pun sehingga seluruh jiwa dan raga harus masuk ke dalamnya dalam kepasrahan atau kekuatan yang menjadikannya kesempatan untuk hidup baru

Terkadang segala sesuatu dalam hidup ini banyak yang tak terduga, tak disangka-sangka terjadi dan harus dijalani tanpa tahu alasan di balik semua itu. 

Begitupula segala hal yang dipikirkan dan direncanakan seringkali tak menjadi kenyataan, justru hilang lenyap dalam hiruk-pikuk kehidupan yang harus dijalani dalam intuisi dan improvisasi.

Masa-masa sulit dalam kehidupan seringkali dimaknai sebagai sebuah kegagalan yang berujung pada keputusasaan yang membanting jiwa dan raga dalam keterperukan yang menghancurkan harga diri pada dasar lantai kehidupan. 

Masa-masa sulit tidak jarang membekukan semangat untuk bangkit sehingga manusia terkekang dalam kehancuran dan terpasung dalam ratapan yang tiada henti tentang ketidakadilan dalam kehidupan ini. 

Pengalaman pahit dalam kehidupan menghilangkan segala kenangan manis yang pernah terjadi dan juga mengkandaskan kekuatan impian di masa depan.

Illustrasi. medium.com

Kesulitan dan kepahitan dalam hidup serasa menghapus kekuatan pikiran yang sesungguhnya mampu menggerakkan jiwa dan raga manusia untuk berkreasi dan berinovasi membangun dunia ide dalam kenyataan-kenyataan kehidupan. 

Kesulitan dan kepahitan itu juga seolah-olah membunuh rasa dalam sanubari yang sesungguhnya mampu menguatkan dan memotivasi jiwa dan raga untuk bangkit dan kokoh melangkah membangun kehidupan yang baru dan lebih baik. 

Pikiran dan hati tak lagi berdaya guna tatkala api kehidupan tak menyala dalam diri setidaknya memercikkan inspirasi dan motivasi bahwa masih ada harapan dan kesempatan dalam hidup ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline