Lihat ke Halaman Asli

Maria G Soemitro

TERVERIFIKASI

Relawan Zero Waste Cities

Menapaki Jejak Danone di Tanah Jawa

Diperbarui: 21 Oktober 2018   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Motret sapi atau gadis cantik? (dok. DBA 2018)

Burung besi itu membelah langit. Berselancar diantara tumpukan awan. Seputih kapas. Berlatar biru. Tingkalkan Jakarta.  Menuju Tanah Jawa.

Tanah Jawa mengingatkan saya pada rumah eyang di Kemetiran Jogja. Halaman rumah yang luas. Resik. Tidak hanya karena penduduknya rajin menyapu. Juga  rumput  yang nampak enggan berkeliaran. Sungguh berbeda dengan Tanah Pasundan. Tempat berbagai herba mengganggu tanaman induk.

Namun bukan berarti  Tanah Jawa,  tak sesubur  Parahyangan  tempat bersemayamnya para Hyang (Dewa). Ada Delanggu, yang memasok beras Rojo Lele seperti Cianjur dengan Pandan Wanginya. Dan ada banyak mata air yang dua diantaranya  diproses Danone untuk dikirimkan ke seluruh pelosok negeri.

Ya, kami ber -20, akademia Danone Blogger Academy mendapat kesempatan untuk mengeksplor jejak corporate social responsibility (CSR) Danone di Tanah Jawa. Termasuk mengunjungi pabrik pengolah makanan dan minumannya.

Nutricia Sari Husada

Terik mulai mengganti kehangatan pagi ketika kami mulai memenuhi kursi ruang pertemuan. Ada aroma kopi yang menguar lembut. Ada jajan pasar yang menggoyang  lidah. Ada camilan cookies kering dan keripik yang membuat program diet berantakan. Terlebih keripik tempenya. Sungguh crispy. Satu stoples tak kan cukup.

"Buatan penduduk", kata Ibu Endah, penanggung jawab CSR Sari Husada. Melalui CSR, masyarakat di sekitar tidak hanya mendapat pelatihan, juga dukungan pemasaran.

Merupakan bagian Danone Nutricia Early Life Nutricion,  ternyata Sari Husada sudah khatam dalam menyediakan nutrisi bagi balita di Indonesia.  Lahir tahun 1954, sedangkan Nutricia tahun 1987, para ibu pastinya masih ingat makanan bayi dalam kardus atau sachet,  yang berjasa menutrisi anak mereka. Bahkan seorang teman, setiap sakit selalu menyantap makanan bayi ini. "Lebih sedap", katanya.

Menyusuri jalan berbatu menuju  pabrik  Sari Husada dipenuhi  takjub atas keresikan, kenyamanan dan keheningan. Saya yang pernah memasuki puluhan pabrik mengernyit bingung, bagaimana mungkin begitu hening? Pekerja pabrik seolah saling berbisik.

Dan nun di area taman. Semburan air membasahi rumput yang terpangkas rapi. Air hasil olahan grey water/air limbah.  sisa aktivitas kantor dan pabrik.

Bumdes Kemudo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline