Lihat ke Halaman Asli

Abai

Diperbarui: 26 Maret 2024   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

perlahan,
menuju balik pohon tempat kubiasa hirup si segar itu
langkah ku terhenti, melihat bayangmu kukira
nyatanya itu dirimu
ku tersipu ,,, sekian lama tak kunjung kita bertemu
dalam dalam ku tarik napas,bersiap tuk untaian kata yang kan kulontar
tak kunjung pula kau menyambar,
makin tersipu kudibuatmu,,,
" sudahlah,,"
sebuah sosok menyadarkanku
kepalaku berkunang-kunang,
ku mendengar langkahnya,,
bukan dia,
batang pohon yang besar itu menghalangi ku tuk menatapnya ..
barang dari kejauhan,
barang matanya menatap tanah,
sia-sia,
angin terasa deras berhembus,.
kini ku mesti berbalik ..
tak menyapa ku?
barang sejenak..
ku mencoba menyibukkan diri, mungkin dirinya tengah menyusun untaian kata jua.
" pulanglah"
sosok itu lagi- lagi menyadarkanku.
berat hati dan tersipu malu ku melangkah..
" ehm"
dia berdehem.
berseri pula wajahku.
menoleh, menatap wajahnya sebentar
angin rupanya deras berhembus
sibuknya bukan untaian kata dambaanku
matanya benar menatap tanah
kisah kasih itu tak diungkitnya,
kian kah hari gerah begini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline