Lihat ke Halaman Asli

Mang Pram

TERVERIFIKASI

Rahmatullah Safrai

Tak Seharusnya Mahfud MD Menyebut "Mata Anak WNI di Suriah Seperti Ingin Membunuh"

Diperbarui: 14 Januari 2020   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahfud Md (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

"Anak-anak itu matanya udah tajam-tajam, seperti mau membunuh aja gitu."

Hati saya tersentak keras dengan ucapan semacam itu. Bagaimana bisa ada orang yang memandang demikian kepada anak-anak?

Apa mau dikata, benar adanya seperti itu. Rupanya yang melontarkan adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md yang dikutip dari berita di www.tempo.co, Jumat 10 Februari 2020.

Saya menyesali perkataan Pak Mahfud yang memberikan label  negatif kepada anak-anak Warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah yang diduga terlibat jaringan teroris. 

Sebelumnya Pak Mahfud juga mengungkapkan, sekitar 6 ribu WNI yang diidentifikasi sebagai teroris asing atau foreign terrorist fighters (FTF). Sementara sebanyak 187 di antaranya berada di Suriah, terdiri dari 31 pria, selebihnya perempuan dan anak-anak.

Sebagai orang tua yang memiliki anak-anak yang dicintainya, tidak selayaknya Pak Mahfud memberi label negatif seperti itu pada anak. Mereka hanya lahir dan dibesarkan di Suriah. Setiap hari yang dilihat adalah peperangan.

Pak Mahfud pasti paham dengan karakter anak, di mana kepribadiannya memang terbentuk dari kondisi lingkungannya. Situasi Suriah yang setiap hari perang. Warga disana hanya bisa berfikir bagaimana bisa bertahan menyelamatkan diri atau maju untuk melawan.

Entah apa yang menjadi indikator Pak Mahfud ketika menyebut, Mata anak-anak seperti ingin membunuh? Sebuah ungkapan yang memberikan konotasi buruk pada anak.

Lantas, apakah Pak Mahfud sudah menjumpai mereka secara langsung?

Jika pun Pak Mahfud bertemu anak-anak WNI di Suriah, seharusnya jiwa seorang ayah keluar. Pak Mahfud pun pasti berfikiri untuk melindungi dan membawa pulang ke Tanah Air untuk diberikan pendidikan yang baik.

Jika pun ada temuan anak-anak terindikasi terpapar paham terorisme, seharusnya ada strategi penanganan khusus anak yang dilakukan. Anak-anak tidak seharusnya disamakan dengan orang dewasa. Begitu juga dalam persidangan yang berlaku, seharunya ada hak istimewa bagi anak-anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline