Lihat ke Halaman Asli

5 Cara Ampuh Mendisiplinkan Anak Tanpa Harus Menggunakan Kekerasan

Diperbarui: 11 Desember 2022   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Halo Bunda

Jadi orang tua pasti super sibuk ya Bun, apalagi bunda adalah wanita karir, sebagai ibu rumah tangga saja pekerjaan sudah super-super banyak. Terlebih jika ada hubungungannya dengan anak, peran sebgai bunda sudah pasti sangat menyita waktu, karena kegiatan ini dilakukan mulai dari anak bangun tidur sampai tidur lagi. Kebayang kan petapa riuhnya rumah jika anak belum mampu disiplin?.

Mendisiplinkan anak perihal bagaimana cara kita mengkomunikasikan dengan tepat kepada mereka, karena apa yang kita lakukan akan menjadi history yang melekat pada anak hingga mereka dewasa. Jadi, jika anak diparenting dengan tepat maka akan menimbulkan kesan yang baik pada anak dan jika sebaliknya akan menimbulkan luka yang mendalam dan menjauhkan rasa empati  dan renggangnya emosional antara bunda dan anak. Anda tidak mau kan seperti itu?

Masih terbayang bagaimana orang tua dulu mendisiplinkan anak dengan cara kekerasan dan apakah cara itu masih relevan? Pada saat ini cara-cara seperti itu, dinilai kolot dan sudah tidak cocok lagi  digunakan untuk mendisiplinkan anak, karena jika dipaksakan anak akan menjadi pribadi yang keras dan sering melawan.

Berikut ini akan saya bagikan cara untuk mendisiplinkan anak tanpa harus menggunakan kekerasan ya bunda.

1. buat kesepakatan

membuat kesepakatan atau kontrak dengan anak sangat penting untuk dilakukan agar anak bisa bertanggung jawab terhadap apa yang akan dilakukannya, contoh sebelum bermain “Adik nanti beresin mainannya ya, kalau gak diberesin adik gak boleh main lo” atau “ Adik boleh main kotor, tapi selesai main adik harus mandi ya” dan masih banyak jenis kesepakatan yang bisa dilakukan oleh bunda bersama si dedek.

2. Ajari anak untuk menerima Konsekuensi

Konsekuensi berbeda dengan hukuman, konsekuensi lebih kepada mengajarkan anak untuk menjadi gentel dan berani menerima resiko atas perbuatannya, sedangkan hukuman lebih kepada menyakiti baik secara verbal maupun non verbal. Keuntungan jika anak diajarkan untuk menerima konsekuensi, anak akan lebih berhati-hati dalam melakukan setiap tindakan yang akan dilakukan. Sedangkan hukuman lebih cenderung akan membentuk watak anak menjadi keras, contoh ketika anak menumpahkan air di lantai maka bunda mengarahkan anak untuk membersihkan lantai tersebut “Nak minta tolong dibersihkan lantainya ya, karena nanti akan membuat adik terpeleset jika tidak dibersihkan”. Nah, disini bunda mengajarkan anak untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh perbuatannya.

3. Alihkan perhatian anak ketika dia merengek

Ketika bunda mengajak buah hati untuk berbelanja ke supermarket, tentu mereka akan sering meminta untuk dibelikan sesutu dan jika tidak dituruti mereka biasanya mengeluarkan jurus jitunya yaitu menangis, hal ini dilakukan agar bunda menuruti keinginannya, mungkin mereka belum tahu jika hal tersebut akan membuat bunda merasa malu di depan umum. Namun bunda perlu mengajak anak untuk diskusi, jika hal yang diinginkannya itu tidak dibutuhkan. Bunda bisa juga menjelaskan manfaat yang kurang baik jika membelinya dan kemudian mengalihkan perhatian mereka kepada barang yang lebih bermanfaat dan dibutuhkannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline