Lihat ke Halaman Asli

Mahmudin Bm

Ayah dari dua anak

Waktu yang Memisahkan

Diperbarui: 26 November 2022   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Diujung gang yang sempit, tampak anak-anak Remaja lagi kumpul nongkrong sambil main gitar. Ada lima anak , mereka biasa bila malam minggu pada nongkrong hingga larut malam bahkan begadang sampai pagi.

"Di malam yang dingin dan gelap sepi, benakku melayang pada kisah kita...." suara Satria anak yang berjaket hitam bernyanyi. Vokalnya nyaring seperti petasan, tak kalah suaranya sama penyanyi papan atas. Sementara Faiz yang memakai sweater abu-abu memainkan gitarnya dengan lihai, sepertinya sudah familiar dengan lagunya.

Tangan Bimo asyik memainkan galon kosong, suara harmonika yang keluar dari mulut Irang melengking dan backing vokal Boni mengikuti suara Satria.

Keakraban mereka sudah di mulai sejak di SMP, kini masing-masing sekolah setingkat SMA. Meski beda sekolah, mereka lebih asyik kumpul bareng. Kadang di hari libur berlima jalan ke puncak dengan mengendarai motor berboncengan. Sepertinya tak mau pisah mereka berlima.

"Bimo, jadi gak nih kita ke puncak?" Tanya Irang di sela-sela mereka kumpul

" Jadi dong, masa iya enggak jadi" jawab Bimo

"Gue udah siapin jauh-jauh hari, awas aja kalo gak jadi berangkat" cetus Satria sedikit mengancam.

" Oh iya, naik apa nih ke sana?" Tanya Boni

"Udah kita boncengan aja...naik motor" sahut Bimo sekenanya

" Pada setuju kaga nih?? Jangan diem-diem bae... udah pada ngopi belum??" Tanya Irang

" belooommm...." jawab semua pada kompak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline