Lihat ke Halaman Asli

Mahfudz Tejani

TERVERIFIKASI

Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Maulid di Masa Pandemi, Antara Tradisi dan Kecintaan kepada Nabi

Diperbarui: 30 Oktober 2020   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Datangnya Rabi'ul Awal bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, disambut dalam suasana penuh warna-warni. Ada beberapa sisi emosi berkecamuk: gembira, marah, dan penuh introspeksi diri.

Gembira karena masih diberikan kesempatan berselawat setiap waktu. Masih diberikan keluangan memuji Baginda secara berjamaah, dalam lantunan syair indah tentang perjalanan hidup-Nya.

Perasaan marah juga datang, tatkala penghinaan terhadap Baginda datang dari Perancis, negara yang katanya bertamadun. Namun rupanya, lebih rendah pola fikirnya dari negara-negara yang pernah dijajahnya.

Negara imperialis tetap berjiwa imperialis, jiwa-jiwa penjajah tetap tersemat dalam kepala pemimpinnya. Menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan politik dan kekuasaan.  Kemudian berselindung dibalik demokrasi dan kebebasan berekspresi.

Namun kita kena ingat, dihina bagaimanapun tidak akan mengurangi kemuliaan Rasulullah. Malah akan menambah kecintaan kami kepada Baginda. Perilaku dan akhlaq Baginda tidak akan tercalar, walau senoktah pun.

Dalam Maulidurrasul saat ini, nstrospeksi diri hadir dengan sendirinya. Bagaimana tidak, hadirnya makhluk kecil bernama Covid-19 ini, mampu menggoyahkan sendi-sendi kehidupan di dunia ini.

Kehidupan sosial terbatasi dan ekonomi sangat rentan, sehingga mempengaruhi stabilitas perpolitikan banyak negara saat ini. Sungguh kami sangat kerdil di hadapan Tuhan Semesta Alam. Dikirimkan makhluk kecilnya untuk berinteraksi, kita sudah gelagapan. Keterbatasan diri membuktikan kita sebagai makhluk yang diciptakan Oleh-Nya.

***

Memperingati Maulid Nabi itu berbeda di setiap daerah, negeri, atau belahan dunia lainnya. Itu semua tergantung dengan tradisi dan kultur masing-masing tempat. Membuktikan, mencintai Rasulullah tidak mengenal latar belakang ras, etnis dan bangsa.

Di Malaysia, perayaan Maulidurrasul dilaksanakan acara ceramah agama, Mahalul  Qiyam, dan perarakan ke jalan sambil membaca Selawat Nabi. Namun dosebabkan dalam masa pandemi covid-19, aktivitas tersebut dibatasi sesuai prosedur kesehatan.

Sedangkan bagi WNI di Malaysia, peringatan  Maulidurrasul dilakukan secara kecil-kecilan juga. Undangan dibatasi dan interaksi sosial juga dibatasi, sesuai dengan prosedur kesehatan yang diarahkan Pemerintah Malaysia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline