Lihat ke Halaman Asli

Mahfudz Tejani

TERVERIFIKASI

Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Karomah KH Ahmad Shobari, Ulama Besar dari Ciwedus Kuningan Jawa Barat

Diperbarui: 7 Juli 2021   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karomah KH Ahmad Shobari, Ulama Besar dari Ciwedus Kuningan Jawa Barat (dokpri)

KH. Ahmad Shobari adalah seorang Ulama besar dari Ciwedus, desa Timbang kabupaten  Kuningan Jawa Barat. Beliau adalah salah satu santri Syaikhona Moh. Cholil Demangan Bangkalan, Madura. KH. Ahmad Shobari diberikan ijazah khusus oleh Syaikhona Cholil berupa kitab Fathul Mu'in.

Sehingga banyak orang yang menghatamkan kitab Fathul Mu'in kepada KH. Ahmad Shobari. Sampai sekarang juga, di makamnya KH. Shobari di Ciwedus, banyak orang yang mengkhatamkan serta menghafalkan kitab Fathul Mu'in untuk ngalap barokah dari KH. Shobari dan Syaikhona Cholil. Konon katanya, KH. Shobari mempunyai kitab Fathul Mu'in dengan keterangan tulisan tangan dari Syaikhona Cholil Bangkalan.

Baca juga : Organiasasi Pendidikan Islam: Nahdlatul 'Ulama dan Muhammadiyah

Menurut KH. Moh. Toyyib Fawwaz Muslim, Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan, KH. Ahmad Shobari memiliki beberapa karomah tersendiri. Pada saat KH. Ahmad Shobari bersama  KH Suja'i dari Tasik Malaya mau pergi mondok ke Pesantren Syaikhona Cholil di Demangan Bangkalan , Mereka  jalan kaki dari Kuningan ke Madura.

Pada saat melewati alas Roban, KH.Shobari dan KH Suja'i kemalaman, akhirnya berhenti dan beristirahat di Alas Roban. Saat itu, alas Roban merupakan kawasan angker yang dipenuhi perampok yang sangat kejam. Setiap orang yang melewati alas Roban, pasti diambil harta bendanya, bahkan sampai ada yang dibunuhnya.

Keseokan harinya, KH. Shobari dan KH.Suja'i malah dijemput dan ditunjukkan jalan serta dihantar oleh ketua sekawanan perampok tersebut. Ketua perampok tersebut, menceritakan bahwa tadi malam telah bermimpi didatangi seorang Kyai dari Bangkalan Madura.

Baca juga : UNUSIA, Poros Kampus Nahdlatul Ulama

Beliau berpesan. "Ini adalah tamuku jangan diganggu! Kalau diganggu, maka kalian yang akan saya hancurkan".

Semasa mondok di Demangan, KH. Ahmad Shobari setiap hari disuruh menggembala kambing milik Syaikhona Cholil sampai tujuh tahun lamanya. Selama tujuh tahun itu, beliau tidak diajari mengaji hanya menggembala kambing saja. Namun karena keta'diman kepada Sang Guru serta  keikhlasan dalam melaksanakan tugas rutin menggembala kambing itu. KH. Ahmad Shobari mendapatkan ilmu ladunni sehingga menjadi Ulama besar.

Setelah pulang ke rumahnya di Ciwedus, beliau melanjutkan kebiasaannya menggembala kambing selama beberapa tahun lagi. Hingga pada suatu ketika, beliau kedatangan tamu bernama KH. Suja'i berasal dari Tasikmalaya.

Sang tamu merupakan sesama alumni Pondok Pesantren Demangan, bahkan pernah mengajar KH. Ahmad Shobari sewaktu di Pesantren. Setelah sang tamu menyampaikan keperluannya datang ke Ciwedus, KH. Ahmad Shobari terkejut luar biasa, karena KH. Suja'i yang dulu pernah mengajarnya di pesantren, kini datang untuk menjadi santrinya atas perintah Syaikhona Moh. Cholil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline