Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Puisi | Aku Pernah

Diperbarui: 28 Maret 2019   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay.com


Aku pernah bermimpi. Terbang tinggi melintasi awan-awan seputih bunga lili. Bercengkrama dengan bidadari, bermatakan beningnya embun pagi. Sebelum kepak sayapku terluka, yang buatku terjatuh dalam jurang-jurang derita.

Aku pernah berniat menjaring matahari. Membungkusnya dengan kain yang dirajut para peri. Agar dapat kubuat dunia. Merasakan gelapnya jiwa yang teraniaya. Sebelum rembulan bercerita tentang sedihnya kehilangan kekasih tercinta.

Aku pernah menyelami dalamnya samudera. Melintasi palung-palung penuh misteri. Hanya tuk coba rasakan seberapa sesaknya nafas di dada. Dan bandingkan dengan sesaknya jiwa kala hati tersakiti. Sebelum lumba-lumba nan ceria, menggiringku tuk kembali menatap dunia.

Andai aku boleh memilih sebuah cerita. Aku ingin menikmati hari-hari penuh onak dan manisnya gula. Dengan engkau wahai pujaan jiwa. Hingga kita sama-sama menua, dan musnah meninggalkan indahnya fana. Sampai kita enggan tuk mengucap sebuah hal yang sama.

Aku pernah.

Tangerang, Maret 2019
Mahendra Paripurna




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline