Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Pernah

28 Maret 2019   12:48 Diperbarui: 28 Maret 2019   12:57 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com


Aku pernah bermimpi. Terbang tinggi melintasi awan-awan seputih bunga lili. Bercengkrama dengan bidadari, bermatakan beningnya embun pagi. Sebelum kepak sayapku terluka, yang buatku terjatuh dalam jurang-jurang derita.

Aku pernah berniat menjaring matahari. Membungkusnya dengan kain yang dirajut para peri. Agar dapat kubuat dunia. Merasakan gelapnya jiwa yang teraniaya. Sebelum rembulan bercerita tentang sedihnya kehilangan kekasih tercinta.

Aku pernah menyelami dalamnya samudera. Melintasi palung-palung penuh misteri. Hanya tuk coba rasakan seberapa sesaknya nafas di dada. Dan bandingkan dengan sesaknya jiwa kala hati tersakiti. Sebelum lumba-lumba nan ceria, menggiringku tuk kembali menatap dunia.

Andai aku boleh memilih sebuah cerita. Aku ingin menikmati hari-hari penuh onak dan manisnya gula. Dengan engkau wahai pujaan jiwa. Hingga kita sama-sama menua, dan musnah meninggalkan indahnya fana. Sampai kita enggan tuk mengucap sebuah hal yang sama.

Aku pernah.

Tangerang, Maret 2019
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun