Lihat ke Halaman Asli

Maydearly89

Literasi Negeri

Mengalun dalam Arus Keabadian

Diperbarui: 4 Juli 2021   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam yang dingin di iringi gemerisik suara hujan seakan memetik keheningan, menjadikan langit seperti tak berdaya untuk memetik cahaya bulan. Kelam dan gelisah hati seperti di kendarai rasa sepi.

"Mah, buku hadiah Iki dari bu guru mana? Celoteh si pemuda kecil yang duduk di kelas 1 SD.

"Ada di lemari ganteng" Jawab ibunya dengan santai.

"Iki mau pasangin sampul ya mah" timpalnya.

"Nanti aja Dede, sekolahnya juga masih libur" balas ibunya.

"Biarin Mah, biar pas masuk sekolah Iki udah siap belajar" sahutnya.

Percakapan itu mereka kemas dalam beranda malam yang dingin. Sambil memperhatikan anak bungsunya yang memasangkan sampul buku, Bi Inah memainkan jemarinya di layar hand phone. Tiba-tiba Hp nya berdering keras menandakan suara panggilan telpon masuk.

"Assalamualaikum Mah, teteh besok gak bisa pulang ya. Teteh ada jadwal ada acara bareng temen kampus besok" Ujar anak gadisnya yang menelpon lewat video call.

"Lha teteh mah, besok tahun baru malah gak pulang" balas ibunya.

"De Rizky mana Mah?" sambungnya.

"De, teteh VC nih, sini dede nya?" Ajak ibunya ada si bungsu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline