Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Smartphone yang Gak Smart

Diperbarui: 13 September 2019   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : detik.com

Klise...

Sesuatu yang smart pastilah identik dengan kepandaian dan kecanggihan. Melakukan segalanya dengan hasil yang maksimal.

Namun hal ini tidak berlaku untuk smartphone. Ya.... Kita semua pasti memiliki smartphone. Dari anak kecil hingga orang dewasa. Dari merek receh hingga fantastis. Semuanya serba berbungkus kata "smart"

Apakah kita menyadari bahwa smartphone kita sebenarnya tidak membuat kita menjadi "smart" seperti label yang melekat padanya? Saya ambil contoh sederhana. Nasi. Jika kita makan nasi, maka kita akan merasa kenyang. Kita akan mendapatkan sesuatu yang bisa memuaskan kita dan membuat kita tidak lapar lagi.

Namun apa yang terjadi dengan smartphone berlaku kebalikannya. Benda itu tidak membuat pemiliknya menjadi smart, karena salah dalam pemakaian, berlebihan dalam penggunaan, pemiliknya malah terjerumus kedalam masalah. Kecanduan game online, sibuk membalas chatting dan menjadi tidak fokus pada hal-hal yang penting dalam hidupnya.

Dengan ponsel cerdas kita, dunia seakan ada di ujung jari kita. Kedengarannya bagus, bukan? TIDAK. Aplikasi, game, video, artikel, iklan, acara TV, semuanya dirancang untuk menjaga perhatian kita. Jadi tanpa kita sadari, kita membuang banyak waktu setiap minggu. Perhatian kita ada di mana-mana, tetapi tidak di tempat yang tepat.

Lantas, bagaimana cara kita menggunakan smartphone dengan cerdas? Jawabannya adalah putuskan dari internet. Gunakan mode offline saat kita melakukan pekerjaan yang penting.

Seperti kasus berikut ini : terlalu banyak berolahraga? Otot akan kelelahan. Terlalu banyak bekerja? Kita akan kehabisan tenaga. Terlalu banyak makanan? Kita akan menjadi gemuk. Jadi mengapa kita mengkonsumsi internet begitu banyak?

Detik demi detik, jam berganti jam, perhatian kita tidak pernah terlepas dari smartphone dalam genggaman. Jika kita menginstal aplikasi "Quality Time" di smartphone kita, kita akan dikagetkan dengan tulisan 500 times. Itu artinya, dalam sehari kita sudah 500 kali berkutat dengan smartphone kita. Ketuk layar -- buka kunci -- buka aplikasi -- kunci layar. Terus berputar seperti itu.

Pemakaian smartphone ibarat makan prasmanan. Meski sudah kenyang, kita masih terus ingin makan menu lain yang lebih menggoda. Hingga berujung pada penyesalan. Sakit perut.

Pemakaian smartphone berbanding lurus dengan pemakaian internet. Sangat menggoda dan memuaskan, dan tersedia dimanapun dan kapanpun kita butuh. Jika kita tidak cerdas, kita akan terjerumus kedalam kesibukan yang tidak bermakna dan tidak berujung akhirnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline