Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Teana - Sabra (Part 25)

Diperbarui: 16 September 2018   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi

Pasar Sabra ramai sekali pagi itu. Matahari bersinar cukup hangat. Banyak sekali pedagang mulai menjual barang dagangan mereka tanpa merasa takut akan muncul kerusuhan ataupun penjarahan seperti dulu. Aneka jenis buah -- buahan dan sayuran tersedia. Karpet warna - warni bermotif khas Timur  Tengah tergantung rapi di tembok -- tembok. Mantel dari berbagai macam bulu hewan tersedia. Semua ditawarkan dari harga yang murah hingga paling mahal.

Suasana pasar cukup ramai. Alunan musik buzuq -- alat musik Timur Tengah yang menyerupai gitar -- dimainkan dengan sangat indah oleh seorang lelaki muda di salah satu sudut pasar membuat suasana pagi itu makin meriah. Para wanita yang sedang berbelanja di pasar ikut bergoyang dan menari saat melewati pemain buzuq yang tampan itu. 

Pemain buzuq yang saat itu mengenakan jubah hijau dan sorban hitam berbulu merak terlihat tersenyum ketika wanita -- wanita itu melempar koin emas kedalam cawan kecil yang ada diatas karpet yang ia gelar didepannya.

Beberapa kedai penduduk yang hancur sudah diperbaiki oleh pihak kerajaan. Tua muda pria dan wanita berkumpul disana untuk merayakan kegembiraan ini. Mereka minum sari buah dan arak berbagai rasa untuk memuaskan dahaga mereka.

Di setiap sudut pasar terlihat beberapa prajurit kerajaan. Para prajurit itu memakai baju besi dengan membawa perisai di tangan kiri dan tombak di tangan kanan. Mereka sedang mengawasi para pengunjung Pasar Sabra. Sebagian dari mereka berjalan -- jalan menyusuri lorong -- lorong pasar untuk menjaga keamanan.

"Ramai sekali pasar ini."

"Benar Tuan. Hamba dengar pihak kerajaan mulai memperketat penjagaan di Pasar Sabra ini."

"Benarkah? tanya Teana. "Mengapa disana banyak sekali prajurit Almeera?" sambungnya.

"Setahu saya, penjagaan keamanan disini dilakukan dua kali. Pagi dan malam, mungkin para prajurit itu sedang bertugas Tuan. Sebab kerajaan tidak ingin terjadi kerusuhan lagi seperti du....."

"Almeera....." ucap Teana memotong cerita Almeera.

"Ada apa Tuan?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline