Lihat ke Halaman Asli

Untuk Apa Semua Ini

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

UNTUK APA SEMUA INI

Ya, untuk apa semua ini?

Semua kembali ke titik nol

Kembali kepertanyaan awal penciptaan,

Untuk apa semua ini...?

Setelah perjalanan tahun melintasi musim

Setelah suka dan duka mewarnai

Setelah peluh lelah membasuh raga

Kini jiwa dipermainkan masa

Ya, untuk apa semua ini?

Apalagi yang kucari setelah mengecap perih luka?

Apalagi yang kucari setelah menikmati manisnya suka?

Ya, untuk apa semua ini?

Haruskah kunikmati saja dunia tanpa norma, budaya dan etika?

Haruskah kuabaikan segala rasa dengan tega?

Ataukah ku diam saja dipersimpangan jalan dan menunggu jawaban?

Ataukah kukuatkan kaki tuk melangkah sembari melupakan?

Ah, untuk apa semua ini?

Ketika niat bukanlah sesuatu yang penting lagi,

Ketika komitmen tak punya esensi arti sama sekali,

Ketika cinta tak selayaknya roman seribu satu malam,.

Dan Selayaknya mencintaimu Tuhan yang tanpa wujud.

Seperti halnya cinta itu tak terbatas kehadiran wujud.

Ya, untuk apa semua ini?

Ketertarikan atas segala ciptaanmu,

Apakah untuk memuaskan nafsu indrawi dan ragawi?

Kalau memang seperti itu Tuhan, ijinkan aku menikmati semuanya...

Ijinkan aku, mengakomodir semuanya... Baik dengan rasa ataupun tanpa rasa.

Agar ku dapat meniadakan sakit dari permainan hidup ini.

Ya, untuk apa semua ini?

Yang kutau hanya Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun.

Dan ijinkan aku memahaminya utuh.

Makassar, 1 Mei 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline