Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hakim

Berbagi itu indah

Ikhlas Sebagai Syarat Utama dalam Menuntut Ilmu di Era Globalisasi

Diperbarui: 24 Januari 2021   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: minanews.Net

Pada era globalisasi ini, selain memiliki dampak positif seperti memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi misal website, pendaftaran online dan bahkan metode pembelajaran yang dapat diakses melalui media yang berbasis internet semisal, youtube, google.

Di sisi lain, ia juga memberikan dampak negatif sebagaimana yang telah kita ketahui, banyak diantara para penuntut ilmu yang berpaling dari ni'at awal menuntut ilmu karena terkontaminasi dari media sosial yang di dalamnya banyak sekali konten-konten yang tidak pantas, berita hoax atau bahkan berlomba-lomba mencari banyak followers dan like. Bahkan juga sebagai wadah untuk menyebarkan ujaran kebencian.

Oleh sebab itu, dalam menuntut ilmu perlu diimbangi dengan keihklasan dalam ni'at awal mencari ilmu sehingga, terhindar dari hal-hal yang tidak pantas dan juga terhindar dari penyakit hati, misal riya', ingin dipuji dan lain sebagainya.

Kitab "Hilyatut Thalibil Ilmi" yang dikarang oleh Syaikh Bakar bin Abdillah Rahimahulllahu Ta'ala. Beliau adalah ulama' terkenal di Arab Saudi yang memiliki banyak karya berbeda-beda.  Ialah Kitab yang menjelaskan tentang adab-adab dalam mencari ilmu baik bagi seorang pelajar, guru ataupun pendidik.

Namun pada kesempatan ini, penulis akan menjelaskan "Adab Seorang Penuntut Ilmu" yang mana hal ini lebih berkaitan pada adab-adab seorang pelajar, santri atau penuntut ilmu.

Syaikh Abu Bakar menyebutkan bahwa ilmu adalah ibadah. Sebagian ulama' juga mengatakan "Ilmu adalah ibadah secara sirri dan ibadahnya hati". Oleh sebab itu terdapat beberapa syarat bagi seorang penuntut ilmu diantaranya ialah Ikhlas karena Allah swt. Al-Qur'an menyebutkan:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama-Nya" (Q.S. al-Bayyinah [30]: 5).

Kemudian Syaikh Ibnu Utsaimin (Pengarang kitab Syarh Hilyatut Thalib) memberikan penjelasan bahwa seorang penuntut ilmu dapat ikhlas dalam menuntut ilmu dengan beberapa cara. Pertama, menegakkan perintah Allah swt sebagaimana firmannya dalam Q.S. Muhammad ayat 5, "Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosa-dosamu". Allah swt mendorong kita untuk mencari ilmu dan juga mendorong mengerjakan sesuatu yang membuat kita cinta serta ridha dalam mencari ilmu.

Kedua, menjaga syari'ah sebab menjaganya tidak lain ialah dengan cara belajar. Dalam hal ini dapat dijaga dengan cara menghafal dan juga bisa dengan menulis. Ketiga, melindungi syari'ah serta membelanya. Keempat, mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw sebab tidak mungkin mengikutinya kecuali dengan cara belajar.

Tidak berhenti di situ Syaikh Bakar juga membrikan nasihat kepada kita agar menjauhi perkara-perkara yang dapat mencemari ni'at baik dan tulus kita dalam mencari ilmu. Seperti halnya rasa bangga yang berlebihan, riya', merasa lebih unggul dari yang lain, juga agar dipuji, untuk diberi harta dan agar mendapatkan pangkat di masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline