Lihat ke Halaman Asli

Lucky Azhari

Jurnalis Jawa Pos Radar Tulungagung

Sulit Dapat Pupuk Subsidi Bukanlah Tradisi Petani

Diperbarui: 26 Juni 2022   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah seorang petani memanen padi di Blitar. - dok. Mochammad Luki Azhari

Potensi pertanian Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Dijuluki negara agraris, jelas bukan satu keanehan. Sebab, sektor pertanian memegang peranan penting dalam hal perekonomian nasional.

Pemerintah pun berupaya memberikan fasilitas untuk mendongkrak sektor ini. Mengingat, luasnya lahan pertanian dan benyaknya petani.

Salah satu fasilitas itu, yakni pengadaan pupuk bersubsidi. Seperti organik dan beberapa jenis pupuk lainnya.

Melalui pengadaan dari pemerintah itu, para petani yang tergabung di kelompok tani (poktan) resmi, bisa menerima pupuk bersubsidi dengan harga lebih ekonomis.

Sayangnya, sejumlah petani mengaku bahwa kedatangan pupuk tersebut kerap mengalami keterlambatan sebulan bahkan lebih.

Salah seorang petani di Blitar mengaku, molornya kedatangan pupuk ini jelas berimbas pada masa tanam hingga hasil tanaman.

Bukan hanya itu, petani juga menyebut, stok pupuk selalu tak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Seolah menyusut tiap tahun.

"Mengeluhnya karena selain kadang terlambat, pupuk kurang. Jadi ada tanaman yang tumbuh beda," ujar seorang petani yang tak ingin disebutkan namanya.

Ya, salah satu dampak yang sudah dirasakan, yakni kualitas hasil tanaman yang tak merata. Menurutnya, ini membuat petani merugi.

Petani memupuk sawahnya. - dok. Mochammad Luki Azhari

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline