Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Puisi | Kamu yang Sembunyi di Bait-bait Puisi

Diperbarui: 23 November 2018   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi | http://www.pano1544.com

Dulu aku kira, tak mungkin bisa mencinta tanpa tatap muka. Ternyata aku salah sangka. Sebab berkatmu aku jadi tahu bagaimana jatuh cinta dengan kata-kata. Yang rasanya indah juga.

Memang terkesan misterius. Akupun takut kamu tak pernah benar-benar serius. Jangan-jangan ini cara biasa menembak sasaranmu, hanya modus. Ah, masa bodoh sih, tak ingin urus.

Kamu tahu? Hari ini saat puisi tak lagi ada untukku. Kata-katamu ternyata candu, membuat rindu. Aku jadi ingin kamu.

Bukan ingin manja dan mengganggumu lagi. Pun aku  bisa membuat puisi untuk diriku sendiri, meski hambar sekali. Seperti yang sedang kau baca ini.

Ya.  Rasa puisi buatanmu tak pernah bisa aku gandakan. Tak pernah dan tak akan sama.  Karena kamu yang tahu racikannya.

Kamu yang sembunyi di bait-bait puisi, bolehkah aku meminta untuk merayuku lagi ?

Sepertinya perasaanku lebih baik jatuh hati pada kata-katamu saja, 

yang tak bosan 

kubaca-baca

kuulang-ulang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline