Lihat ke Halaman Asli

Antara Sahabat dan Kesehatan

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Source: http://www.cigarettesflavours.com

[caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Image Source: http://www.cigarettesflavours.com"][/caption] Saya adalah orang yang sangat membenci rokok, walaupun pernah mencoba merokok satu kali. Tetapi saya tidak ketagihan, juga tidak tertarik untuk terus merokok. Mencium asap rokok saja saya tidak tahan. Beruntung ayah, ibu, dan kakak saya bukan perokok, jadi saya sehat-sehat saja tinggal di rumah. Di luar rumah, saya menjadi perokok pasif. Teman-teman saya yang hampir semuanya laki-laki, adalah perokok aktif. Setiap kali nongkrong dan ngobrol dengan mereka, pasti mereka selalu sambil merokok. Saya khawatir semakin lama bersama mereka, saya bisa terkena penyakit yang disebabkan oleh terlalu banyak menghirup asap rokok. Lalu apa yang saya lakukan sebagai perokok pasif? Saya menjaga jarak dengan mereka bila sedang berkumpul atau terkadang saya bilang kalau jangan menghembuskan asap rokoknya ke arah saya. Meskipun begitu tetap saja saya masih bisa menghirup asap rokoknya sedikit. Beberapa dari mereka jelas ada yang tersinggung. Hanya dua orang yang pengertian dengan saya. Kalau kalian tahu atau ingat akhir tahun lalu, ada pengguna twitter dengan username @tikuyuz meninggal karena Bronchopneumonia Duplex hingga menjadi pemberitaan di salah satu situs berita online. Ini adalah salah satu tweet-nya:

"Bagi para ortu perokok, aku mohon banget supaya ngerokok sejauh mungkin dari anaknya supaya jauh dari kemungkinan kena flek paru."

Kekhawatiran saya semakin menjadi-jadi setelah mengetahui berita tersebut, karena saya cukup sering berada di sekeliling para perokok aktif. Berarti saya pun beresiko terkena penyakit tersebut. Lalu saya mencoba menerapkan pola hidup sehat dengan banyak mengkonsumsi makanan dan vitamin yang mengandung antioksidan. Sebenarnya lebih baik lagi kalau saya juga menghindari asap rokok, termasuk mengurangi frekuensi pertemuan saya dengan para perokok aktif. Tapi bagaimana dengan teman-teman saya? Saya tidak mungkin menyuruh mereka untuk berhenti merokok demi kesehatan saya karena saya tidak berhak melakukannya. Karena itu, saya memilih untuk lebih jarang berkumpul bersama mereka, hingga timbul anggapan bahwa saya anti sosial. Sebenarnya saya bingung juga harus bagaimana. Saya bukannya anti sosial atau pilih-pilih teman. Saya hanya ingin hidup lebih sehat dan lebih lama, karena saya masih muda dan masih banyak yang ingin saya capai. Kalau seandainya saya meninggal karena asap rokok, memangnya mereka mau tanggung jawab? Saya sendiri tetap berteman dan menjalin komunikasi dengan mereka, hanya tidak sering bertemu saja. Kalau kalian yang perokok pasif, apa yang akan kalian lakukan bila sering dikelilingi perokok aktif?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline