Lihat ke Halaman Asli

Lipul El Pupaka

lagi malas malasnya

Rintih Gadis

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13920406931156002200

[caption id="attachment_311346" align="alignnone" width="620" caption="ilustrasi (tribunnews.com)"][/caption]

***

Yang tertutup menyimpan seluruh rahasia
dituliskan dalam buku dalam laci meja
Pojok kamar tergeletak gelas kaca tak berisi, kering
menyajikan cerita kematian di atas pecah beling

Aku ingin bicara tentang lautan meninggalkan ikan
tentang malam atau hujan lupa antrian
Aku ingin bernyanyi bersama syair-syair puisi
pada sebuah asa yang datang dan pergi

Kemana kakiku melangkah menjadi seteguk minuman?
Kemana tangan menggapai menyuap sesuap makanan?
Dimana tuan?
Dimanakah kucari Tuhan?

Ruang tidur di ranjang lapang
tersipuh bantal-guling dan selimut bergelinjang
Adakah engkau simpan peluk atau sekedar mengusap peluh?
atau satu rengkuh untuk tubuh yang tumbuh makin ringkih?

Di halaman belakang di sebuah taman kecil itu
taman yang pernah membunuh banyak bunga,
buah dan benih hijau tumbuh-tumbuhan
satu lorong engkau baringkan menghadap langit
Menatap kosong pada cahaya kelam,
Itukah jalan yang sungguh-sungguh menujuMu,
meski langkahku tempuh itu rapuh?

Apakah di ujungnya telah engkau persiapkan obat
buat semua sakit yang tak lagi mampu aku rawat?

Aku kembali bertanya
Pada gelas kaca di pojok sana
Hanya si beling yang mau menerima tubuh gadis sinting

***

Baca juga SENYUM DOSEN PUJAAN , KAKI JEJAKARAH KAKI, CALISTA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline