Kehidupan di dunia ini sudah dirancang oleh Yang Maha Kuasa dengan begitu indahnya, ada orang kaya dan ada juga orang yang miskin, diantara keduanya saling memerlukan satu sama lain, jika hanya ada satu predikat saja maka roda kehidupan tidak akan berjalan dengan lancar.
Pastinya setiap insan ingin berstatus sebagai orang yang berada dibanding yang kekurangan, karena memang berkecukupan itu lebih nyaman, tapi demikianlah kehidupan itu diatur agar ada nilai perjuangan, pengorbanan, saling tolong menolong dan lain-lain.
Banyak kisah yang diangkat ke permukaan mengenai penderitaan sebagai seorang PRT, sangat memilukan dan menyedihkan, seolah-olah bekerja sebagai PRT itu sangat hina dan tidak menjanjikan apa-apa. Tapi kenyataannya pekerjaan ini semakin banyak diminati apalagi PRT di negeri orang atau sebagai TKI.
Banyaknya kasus penindasan terhadap PRT maka perlu kiranya dibuat RUU yang dapat melindungi jenis profesi ini, agar dapat menjaga keamanan dan hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh PRT.
Namun perlu diingat undang-undang apa pun yang melindungi dan mengatur profesi ini tidak dapat memberikan janji kepada yang bersangkutan akan dapat merubah kehidupannya menjadi lebih baik, karena irama kehidupan terus berubah. Hanya orang-orang dengan kemauan tinggi saja yang dapat memanfaatkan proses kehidupan yang sedang dilaluinya. Menjadi PRT hendaknya dijadikan batu loncatan menuju cita-cita yang diharapkan.
Jika menjadi PRT adalah suatu tujuan, itu sangat keliru, karena kesadaran akan derajat profesi ini sudah banyak dipahami oleh khalayak umum, namun jika menjadi PRT adalah sebuah proses menuju kehidupan yang lebih baik itu sangat memiliki nilai perjuangan. Oleh karena itu, ketika profesi ini sedang menjadi irama kehidupan seseorang jangan lupa untuk menyisihkan waktu dan penghasilannya untuk pengembangan diri, contohnya kuliah di UT, kursus memasak, kursus menjahit atau apa saja yang menjadi minat dan bakat yang akan digeluti di kemudian hari setelah kompetensi itu dimiliki.
Sangat keliru sekali jika ketika menjalani profesi ini menjadi tujuan akhir dan menghamburkan waktu yang tersisa serta penghasilan yang diperoleh hanya untuk bersenang-senang. Jadi gunakanlah waktu yang ada serta menyisihkan penghasilan untuk mengembangkan diri.
Harapannya suatu saat nanti, Indonesia tidak mengirimkan PRT lagi ke luar negeri namun pekerja profesional di bidang lain, untuk PRT di Indonesia juga harus kreatif mencari bidang usaha yang lebih menjamin kehidupan untuk masa yang akan datang.