Lihat ke Halaman Asli

Lilian Kiki Triwulan

TERVERIFIKASI

Always be happy

Belajar Tata Cara Pergaulan dari Buku Etiquette, Mengisi Waktu Luang Kala Ramadan

Diperbarui: 27 Maret 2024   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Etiquette karya Ny Enny Rachmin/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Etiquette buku tentang tata cara pergaulan yang disusun oleh Ny. Enny Rachmin. Buku ini diterbitkan pada tahun 1974 jauh sebelum saya lahir atau hampir seumuran dengan usia ibu saya. Buku ini saya pinjam dari seorang rekan yang bekerja di salah satu dinas yang ada di Kabupaten Purbalingga tepatnya ditugaskan di Museum Soegarda Poerbakawatja.

Cover buku ini cukup simpel hanya judul yang ternyata mampu menarik perhatian saya. Etiquette sendiri merupakan bahasa perancis yang artinya tata cara pergaulan. Atau kita lebih familiar dengan etika. Meskipun buku ini sudah terbit cukup lama, akan tetapi tata cara pergaulan yang dulu dilakukan masih banyak yang diterapkan pada kehidupan saat ini.

Kemajuan yang dialami masyarakat dalam berbagai bidang memaksa kita untuk menyesuaikan diri. Akan tetapi jangan karena ingin mengikuti tren atau perkembangan jaman yang ada lantas kita melupakan etika yang harus kita terapkan.

Dulu, di negara-negara Barat, termasuk pula di kawasan Perancis, saat negara-negara di tersebut masih bersifat kerajaan, ada secarik kertas pada peralatan di istana. Para tamu yang hadir diberikan secarik kertas bertuliskan suatu peraturan acara yang akan dilakukan, bagaimana menjalankannya dan apa yang hendak diperbuat oleh setiap tamu yang datang.

Hal ini pun sebetulnya masih diterapkan di Indonesia dalam bidang keprotokolan. Etiquette ini memang sangat erat dengan protokol. Di Istana Negara, di pemerintahan pusat, provinsi maupun kabupaten/kota etiquette masih diterapkan. Tata cara pergaulan ini pun tidak baku akan tetapi menyesuaikan dengan kegiatan dan acaranya.

Ada banyak hal yang tertulis dalam buku Etiquette ini. Dan saat ramadan, buku ini memang menjadi teman setia dikala senggang. Ada banyak hal yang menarik perhatian tertutama dalam pergaulan kenegaraan maupun internasional. Di dalamnya kita bisa mempelajari banyak hal tata cara pergaulan pada saat itu.

Mulai dari sikap, perkenalan diri, berjabat tangan, sikap pria dengan wanita, tari pergaulan, di tempat-tempat ibadah, dan merokok. Kemudian bagaimana sikap pria terhadap wanita yang tak dikenal, aturan-aturan umum mengenai sikap dalam kedinasan, seorang pria menghadapi wanita bawahannya, dan cara bercakap-cakap.

Semua dibahas dalam buku Etiquette yang memang menyesuaikan pada saat itu. Dan setelah dibaca banyak cara pergaulan yang bisa diterapkan saat ini dan masih berlaku hingga kini. Ada juga bagaimana tata cara pembicaraan resmi atau kekeluargaan, perbendaharaan kata, menelpon jadi tidak sembarang menelpon tapi ada etikanya.

Lalu berkunjung, hal yang biasa kita lakukan sehari-hari pun sebetulnya ada etikanya hanya saja etika tersebut sudah memudar menyesuaikan dengan jaman sekarang. Kemudian mengunjungi orang sakit yang sampai saat ini pun masih dilakukan, hanya saja ada etikanya ketika mengunjungi orang sakit. Menjenguk, bermalam, keadaan dalam perjalanan jauh, perjamuan, menyediakan tempat meskipun tidak mendetail bagaimana pelaksanaannya namun diterangkan dengan cukup jelas dalam buku Etiquette.

Selanjutnya peraturan protokol, peraturan ini masih diterapkan pada acara-acara kenegaraan, acara resmi, acara pemerintahan demi terselenggaranya acara dengan baik. Kemudian tata tertib waktu makan, pengetahuan tentang minum-minuman ini perlu dipelajarai juga karena di beberapa negara tertentu memang ada yang menjamu dengan berbagai minuman seperti wine, dan di sini diterangkan bagaimana kita menyikapinya.

Bahkan dalam buku tersebutpun, Enny Rachmin menguraikan tentang mengundang/menerima/menolak undangan, lalu berpakaian. Jadi tidak sembarang, asal memakai pakaian begitu saja. Ada aturannya, ada etikanya agar terlihat sopan, luwes dan enak dipandang. Mode-mode terbaru bagaimana kita harus menyikapinya. Dan yang tak kalah penting minyak wangi, yang sampai detik ini pun banyak sekali ragam minyak wangi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline