Lihat ke Halaman Asli

Leya Cattleya

TERVERIFIKASI

PEJALAN

Cerpen | Brondong Pelupa

Diperbarui: 28 Agustus 2019   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ilustrasi : Wallpaperup.com

Jam menunjukkan pukul 6.30 pagi, ketika aku mulai sibuk mempersiapkan warung.  Aku rapikan karton menu di dinding. Aku ambil spidol besar dan tambahkan Karedok di samping menu utama, Gado Gado dan Rujak Buah. 

Karedok adalah menu tambahan atas usulan banyak mahasiswa, pelangganku. 

Alasan mereka, ini bisa dinikmati dengan nasi. Agar kenyang, begitu.  

Aku cek Jeruk, Jambu Biji, Belimbing, Apel Malang dan Alpukat .  Juga es batu.  Teh, gula dan kopi sudah lengkap. 

Sejak perkuliahan tahun ini, aku disarankan kantor pengelola gedung universitas untuk buka warung lebih awal. 

Banyak mahasiswa dan mahasiswi, juga beberapa dosen pengajar di Universitas Widya Kencana, tempat lapak Gado Gadoku berada yang datang pagi untuk sarapan. 

Tiba tiba aku dikagetkan suara Saskia, si mahasiswi FE semester 2. 

Bergegas, Saskia berikan amplop "Mbak Sri, ada titipan". 

"Apa ini, mbak?", tanyaku dalam bingung. 

"Baca dengan sepenuh perasaan ya. Jadwal ujianku pagi. Sampai nanti ya. Daag", jawabnya sambil tertawa dan pergi bersegera ke halaman kampus. 

Aku masih bengong. Tetapi deg degan juga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline