Lihat ke Halaman Asli

Leya Cattleya

TERVERIFIKASI

PEJALAN

Kekuatan Instagram yang Mengubah Hidup dan Budaya Masyarakat

Diperbarui: 12 Januari 2019   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

yogyakarta.panduanwisataid

Pada 17 Februari 2018, saya dan beberapa kawan kerja yang sengaja datang dari Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta berkunjung ke Yogyakarta dan Magelang. Tentu saja acaranya adalah wisata bersama. Ada beberapa tempat yang kami kunjungi. Salah satunya adalah Taman Dewari. Taman Bunga Matahari yang kala itu baru beroperasi selama 7 hari. Taman itu terletak di Dusun Kradenan Kalikuning, Desa Baturono, Kecamatan Salam, Magelang.

Walaupun kami tiba di lokasi jam 8.00 pagi, kebun yang luasnya sekitar 2.800 m2 itu sudah ramai pengunjung. Pengunjung berjalan dan sibuk berfoto di antara bunga matahari. Swafoto maupun dibantu tukang foto yang tersedia di kebun itu. Kamera handphone menangkap wajah wajah ceria di antara bunga bunga besar berwarna kuning menyala.

Di bulan November 2018, saya menemani seorang kawan mengunjungi Taman Dewari, dan saya kecele. Harapan menemukan kuningnya bunga matahari tak ada. Wajah Taman Dewari berubah. Dari kebun bunga matahari menjadi kebun Kitiran warna warni. Ini kejutan. 

Tak kalah menarik, warna warni kitiran atau baling baling memenuhi seluruh lahan.

Taman Dewari Bunga Matahari di Februari 2018 (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Wisatawan berfoto di antara kitiran merah, biru, kuning, keputihan. Pengunjung ramai. Tak kalah ramainya dengan pengunjung kala Taman Dewari masih menampilkan bunga matahari. Dan Taman Dewari berani mengklaim bahwa inilah Taman Kitiran pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.

Pemilik dan pengelola Taman Dawari, Beta Zanial Amirin, menyebut musim pertama, kedua dan ketiga Taman Dewari memang menampilkan bunga matahari. Namun, di musim keempat yang dimulai pada 13 Oktober 2018, Taman Dewari berubah menjadi Taman Kitiran. Kemunculan Taman Kitiran ini tentu saja mulai memenuhi wajah instagram akhir-akhir ini, karena hanya dengan harga tiket masuk sebesar Rp 10.000,- per orang, pengunjung berbahagia untuk berfoto. 

Taman Dewari bukan hanya merngubah kebun yang semula adalah tanah sawah padi dan kebun cabai menjadi Taman Bunga Matahari, tetapi juga mengubah kebun bunga matahari menjadi Taman Kitiran hanya dalam waktu delapan bulan. 

Perubahan ini tentunya berkaitan dengan beberapa hal, terutama tentang pertumbunhan bunga matahari yang memerlunya sinar matahari agar tetap tumbuh dan mekar optimal. Namun tantangan itu dijawab dengan adanya wisata yang justru beragam. Yang jelas, Taman Dewari telah membangun 'lahan' Instagram. 

"Instagrammable" 

Saat ini, restoran bukan hanya menjual makanan dan minuman. Tapi menjual sudut, menjual lantai, menjual dinding dan mural, menjual kebun dan taman, menjual lampu hias, menjual tangga. Resto menjual konstruksi, interior, dan instalasi dalam satu paket bersama makanan dalam menu. 

Restoran juga menjual cerita. Semua dikemas dalam paket restoran dengan dekorasi dan cerdas memasarkannya secara yang instagrammable. Foto yang cantik di Instagram. Secara online, panduan wisatapun menawarkan dalam kalimat yang menarik "47 Cafe Hits dan Unik Instagrammable di Yogya". Silakan click dan anda akan mendapatkan contoh-contohnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline