Lihat ke Halaman Asli

Rendahnya Kreatifitas dan Hasil Belajar IPAS Materi Transformasi Energi Kelas IV SDS Pelita Kasih

Diperbarui: 4 Desember 2023   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiasan Kelas

A. Diskripsi Studi Kasus

Selama melaksanakan kegiatan Pelaksanaan Praktik Pembelajaran di SDS Pelita Kasih, saya menemukan beberapa permasalahan yang dialami peserta didik yang kaitannya dengan proses pembelajaran. Setelah melaksanakan observasi pada pelaksanaan pembelajaran di kelas IV, yaitu:

  • Guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton
  • Guru mengunakan model pembelajaran yang belum inovatif
  • Pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Center)
  • Guru hanya memberikan latihan soal tanpa penjelasan dan berkreasi di kelas.
  • Alat peraga guru tidak konstekstual dan tidak menggunakan benda benda konkrit.
  • Guru belum menggunakan Media pelajaran yang inovatif ( hanya PPT ).

Ada pun permasalahan diatas mengakibatkan rendahnya kreatifitas dan  hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPAS materi transformasi energi. Berdasarkan teori perkembangan kognitif john piaget, peserta didik sekolah dasar (usia 7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkret, dimana diusia tersebut anak sudah cukup matang dalam menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya untuk objek fisik (Wibowo, 2020). Perlu adanya perbaikan pada sebuah proses pembelajaran peserta didik dalam memahami materi dengan memberikan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik melalui kegiatan menyelesaikan masalah materi transformasi energi untuk meningkatkan daya berpikir kritis agar memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal sesuai dengan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP).

Selain materi ajar yang relevan dan alat peraga yang konkrit , model pembelajaran juga memiliki peran yang penting untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Adapun solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara menerapkan model pembelajaran yang tepat dan inovatif, yaitu model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran IPAS karena model pembelajaran ini berbasis proyek sejalan dengan pendapat Israwaty (2021) yang menyatakan IPA bukan merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan, tetapi pengajaran yang banyak memberi peluang bagi siswa untuk melakukan berbagai pengamatan dan latihan- latihan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan cara berfikir sehat dan logis. Solusi ini sangat memberikan arahan dasar dan adapun beberapa solusi atau alasan untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA yaitu ; (1) Project Based Learning dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan juga bisa membatu siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas dan bisa membantu dalam proses materi yang bersangkutan dalam materi transformasi energi (2) adanya interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan mengembangkan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran dengan memberikan pembuktian tentang penerapan model Project Based Learning (PjBL) dan memberikan arahan kepada siswa untuk akttif dalam proses pembelajaran tersebut dan guru juga memperkenalkan dan membantu siswa berkreasi membuat Pop Up Book Transformasi Energi

B. Analisis situasi

Setelah melakukan kegiatan observasi dan menentukan permasalahan yang ada pada proses pembelajaran peserta didik, situasi yang terjadi pada perancangan dan evaluasi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar maka dari itu kegiatan pembelajaran perlu adanya inovasi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mendorong peserta didik untuk mampu mengekspresikan kreativitas peserta didik pada pemecahan masalah serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menentukan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran serta kemampuan peserta didik dalam memahami kegiatan pembelajaran, dikarenakan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya guru hanya menggunakan media pembelajaran berupa papan tulis, metode ceramah dan sumber belajar melalui LKPD atau buku paket, sehingga peserta didik merasa jenuh dan bosan.

Peran yang saya lakukan yaitu dengan merancang sebuah kegiatan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar selama proses pembelajaran. Pihak yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi pembelajaran yaitu saya dan guru kelas untuk berkolaborasi untuk menentukan alternatif solusi bersama guna memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik melalui media dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga tercipta situasi pembelajaran yang menyenangkan dan maksimal.

Tantangan dan hambatan yang dihadapi selama proses perancangan dan evaluasi pembelajaran yaitu perlu adanya merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang benar- benar sesuai dengan kebutuhan dari peserta didik sehingga ketika pengimplementasiannya di dalam kelas pada proses pembelajaran peserta didik tidak

mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran dan peserta didik dapat bergerak secara aktif baik dalam mengungkapkan pendapat maupun berpikir secara kritis dalam memecahkan masalah selama proses pembelajaran berlangsung serta dapat memahami materi transfromasi energi di kehidupan sehari-hari.

C. Alternatif solusi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline