Lihat ke Halaman Asli

Angka Perceraian di Masa Pandemi

Diperbarui: 9 September 2020   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: instagram @bandung.update via kompas.com

Pernikahan adalah pasangan lelaki dan perempuan menjadi satu. Dua menjadi satu. Apa yang ada di suami adalah bagian dari istri begitu juga sebaliknya. Yang tadinya dua menjadi satu.
Bahkan kata bekennya belahan jiwa. Bila belahan jiwa terpisah bagaimana kehidupannya sepertinya akan menjadi cacat. 

Demikian pula dengan gelar tercantum di depan nama perempuan atau laki-laki. Gelarnya menjadi janda si anu, atau duda si anu.

Angka perceraian di masa pandemi meningkat terutama di daerah Bandung. Bahkan sampai antri. Tidak hanya itu, sempat juga kantor pengadilan agama Bandung ditutup bulan Juni lalu. Kemudian dibuka lagi bulan Agustus malah bertambah bukannya berkurang.

Faktor-faktor penyebab perceraian biasanya antara lain:

 1.  Perselingkuhan
Perselingkuhan terjadi biasanya bila sang suami merasa mampu membiayai istri karena pekerjaannya sukses. Kadang sang istri super sibuk di rumah perhatian kepada suami berkurang lebih mengutamakan kebutuhan anak-anak. Sehingga suami mencari kenyamanan di luar rumah.

 2. Keegoisan
Mempertahankan ego masing-masing, tidak mau mengalah. Bila salah langkah itu adalah momok seterusnya. Tidak ada yang mau disalahkan menang sendiri.

 3. Pernikahan muda
Pernikahan muda, bila hal ini terjadi pada pasangan yang sama-sama masih muda pasti belum siap menghadapi jurang terjal, lika-liku kehidupan. Belum bisa mandiri. Bahkan masih mengharapkan bantuan orang lain seperti orang tua dan keluarga.

 4. Masa pandemi
Apalagi di masa sulit sekarang ini. Masa pandemi yang belum berakhir. Banyak perusahaan merosot pendapatannya sehingga terjadi pengurangan karyawan. Dan bertambahlah pengangguran. Ini pasti mempengaruhi keretakan rumah tangga

 5.  Ekonomi
Masa pandemi ini mempengaruhi lajunya perekonomian Indonesia. Perusahaan-perusahaan memotong gaji karyawan karena pemasukan berkurang. Semua serba terbatas.

Sehingga pasangan suami istri yang bekerja sebagai karyawan otomatis menjadi bahan pembicaraan. Sehingga memicu pertengkaran bahkan sampai  kekerasan berlaku. 

Nah daripada setiap hari adu mulut dan memicu kekerasan pihak perempuan mengajukan gugatan cerai. Lebih baik sendiri daripada menjadi bulan-bulanan suami

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline