Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Jangan Ada Garis Pembatas

Diperbarui: 23 September 2020   03:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri/ foto Bersama Bu Isti SMPN 2 Wates

Jangan Ada Garis Pembatas .

( Setialah pada Penamu)

Pada awal mulanya, kita di ciptakan untuk saling melengkapi. Banyak hal yang perlu kita perhatikan. Salah satunya adalah Menulis.

Pena penulis di ciptakan untuk melengkapi pikiran yang akan di tuangkan ke atas kertas. Sehingga apapun itu, sangatlah membantu orang lain mengisi hari-hari kosong dengan membaca.

Seperti puisi. Namun, belakangan ini, saya melihat hampir punah jiwa para penulis muda. mungkin karena faktor lingkungan ataupun faktor-faktor lain yang membuat penulis berhenti menulis.

Sebagai pelengkap seperti yang sudah saya uraikan di awal kalimat, kita yang juga di sebut penulis seharusnya memberi dorongan yang baik dan kritikan yang membangun. Karena Hampir penulis-penulis ATAS maupun MENEGAH semacamnya ingin sekali menampilkan corak kehebatan tanpa memperhatikan batin atau perasan orang lain.

Contoh : seorang penulis menulis status di Internet begini bunyinya :

"Jadi penulis itu harus menulis kata-kata indah.bukan kata-kata pasaran."

Apa yang mau di banggakan di sini?. Bangga karena anda seorang penulis hebat dengan jutaan kosa kata?. Hahaha.

Bukan itu inti dari jiwa seorang penulis .
Seorang penulis hebat adalah seorang yang merendahkan diri, memberi kritikan atau masukan dalam bentuk apapun itu harus berwujud membangun. Bukan merobohkan.

Hargai karya orang lain. Jika ingin karyamu juga di hargai. Perihal Kita hanyalah potongan-potongan roti yang di satukan dalam satu anggur pena ( penulis ).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline