Lihat ke Halaman Asli

Abdul Azis

Wiraswasta

Catatan Enam Januari

Diperbarui: 16 September 2020   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Docpri: Abdul Azis le putra marsyah

1//

Malam ini rembulan menerpa mendung
Awan putih berarak hitam
Kicau burung menadah oase
Beranda rumah menyeduh kopi manis

Jantung puisi menengok irama silam
Meraba pinggir catatan enam Januari
Membuka keping manis luka
Berselancar bisu dalam paragraf nostalgia

Catatan enam Januari
Dinding maya menjadi saksi
Inbox lirik lotre bahagia
Menanam sepakat jalinan asmara
Waktu itu terik berseri ria

Aku menjemput ramah ceria darimu
Seraya berikrar penuh hayat
Bahwa kau titik terakhir petulangan-ku
Hari-hariku mengetuk kedamaian
Larut malam tak menyentuh penat
Perihal, teleponmu selalu menggentarkan nadi
Menerbangkan ragaku pada sisi langit ketujuh


2//
Waktu itu juga aku tak berpikir melawan arah
Tentang petaka yang mengintip tajam
Karena ragaku selalu berbisik yakin
Bahwa hubungan ini akan menuju ke tepi pelaminan

Durasi waktu menyedot fantasi
Tiang bahagia menuai lapuk
Simpati berkerut kurang perhari
Berbatas jarak tak saling kenal

Nahas!
Kau yang ku anggap malaikat
Rupanya adalah jelita bernyali topeng
Yang menjadikan rasa ini sebatas pelarian
Bibirku menganga nanar
Air mata tak tertahan jatuh
Aku terbuang dalam hamparan campak
Terbelit dalam duka cawan getir


3//
Catatan enam Januari
Tiga dekade terlampaui epik
Senyuman bibir tergores luka
Meniti bayangan tanpa harapan binar

Catatan enam Januari
Ratusan purnama mengutuk diri
Sakit mencincang aliran nadi
Merebah pada sukma ingin mati

4//
Catatan enam Januari
Apa kabar dirimu?
Perhatikanlah tanda tanya itu
Bahwa aku masih setia memegang rindu sosokmu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline