Bengkulu -- Suasana mendadak tegang saat Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkulu, Yuniarto, mengeluarkan peringatan keras dalam kegiatan penguatan tugas dan fungsi kepada jajaran struktural, staf keamanan, dan seluruh regu pengamanan, Sabtu (10/5).
Tanpa basa-basi, Kalapas menegaskan tak akan ada ampun bagi siapapun, termasuk petugas sendiri, yang berkhianat terhadap institusi dengan menjadi pemasok handphone ilegal atau narkoba ke dalam Lapas.
"Kalau ada petugas yang jadi pemasok HP atau narkoba, saya pastikan akan ditindak tegas dan diproses secara pidana!" tegas Yuniarto lantang, disambut dengan heningnya ruangan.
Pernyataan ini bukan sekadar gertakan. Arahan keras tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, yang sebelumnya menegaskan pentingnya ketegasan dan integritas dalam setiap lini pemasyarakatan.
Kalapas juga menegaskan tidak boleh ada lagi celah peredaran barang-barang terlarang. Tidak ada kompromi. Tidak ada pembelaan. Petugas yang melanggar akan diseret ke jalur hukum.
Selain menyampaikan ultimatum, Yuniarto juga memerintahkan agar seluruh petugas menjalankan pembinaan secara rutin dan konsisten terhadap warga binaan. Tak kalah penting, ia menegaskan loyalitas adalah harga mati.
"Apa yang menjadi perintah pimpinan, jangan ditawar! Laksanakan!" serunya menutup arahannya.
Dengan sikap tegas ini, Lapas Kelas IIA Bengkulu mengirim sinyal kuat: institusi ini tidak memberi tempat bagi pengkhianat berseragam. Lapas bersih, aman, dan bebas dari penyimpangan adalah harga yang tak bisa ditawar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI