Lihat ke Halaman Asli

Laila N.

Self Storyteller

Ruang Publik untuk WFA, Hal yang Paling Diidamkan oleh Freelancer

Diperbarui: 15 Juli 2022   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpustakaan TIM, foto: urbanasia.com

Tepat seminggu yang lalu, kita dikejutkan dengan penampilan terbaru perpustakaan TIM yang intagramable abis. Sebenarnya enggak terkejut banget sih, karena proyek wajah baru TIM memang sudah diplan beberapa tahun sebelumnya. Tapi kemunculan perpus ini menjadi semacam pelepas dahaga buat freelancer ngebolang kaya kita gini.

Coba bayangin, sedari awal pandemi aja kita-kita yang punya pendapatan bulanan serba nanggung ini lebih banyak dikenalkan dengan konsep co-working space yang harga hariannya enggak masshoook, buat perantau kaya aku gini. Pada akhirnya kita memilih untuk stay kerja di kosan aja agar lebih hemat. Mau coba di cafe-cafe, enak sih, chill gitu. Cuma harus beli kopi sama donat kan minimal.

Better beli nasi padang aja enggak sih, biar buat 2x sehari?

Buat kita yang baru memulai, rasanya cukup berat jika harus kerja mobile dengan tempat yang harus berlangganan/berbayar. Kalo di kosan terus, biasanya akan lebih mudah suntuk juga, kerja kok ya menghadap tembok aja.

Pilihan terakhir kita mungkin dengan cara "menumpang" di Perpustakaan yang tersebar di sekitar. Tapi kan ya, tapi lagi, mereka itu kebanyakan tutup jam 4 sore, tenggo banget. Di jam-jam segitu kan deadline-deadline sedang hot-hotnya, ibarat jerawat tinggal dipencet "tessss" aja gitu.


Makanya Perpustakaan TIM ini jadi semangat baru buat kita-kita ini, bisa survive setiap harinya. Aku belum tahu sih, mereka tutup jam berapa, tapi minimal menambah aura positif, ruang publik semacam ini akan semakin banyak.

Jadi please-please banget.

Dear, wahai pemerintah daerah sampai pusat. Jika ingin merebut hati anak muda, please perbanyak ruang-ruang publik seperti ini bukan hanya taman, tapi tempat kerja yang memadai, luas, internet yang mendukung. Niscaya di era yang semakin digital ini, bapak ibu bisa menjadi salah satu pembuka ruang kerja yang lebih four point O, five point O, terserah deh pokoknya.

Jangan cuma jadi bahan kampanye, sehabis itu ditinggal ya pak bu.

Kita sebenarnya sudah sangat happy dengan perkembangan taman-taman yang dibangun di Jakarta, taman tersebut bisa menjadi "healing" terbaik buat warga yang berkantong pas. Coba lihat betapa bahagianya para keluarga dan anak-anak ketika main di RPTRA dan RTH. Sudah good job dan on the track banget.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline