Lihat ke Halaman Asli

Kesaksian Sang Pecinta

Diperbarui: 14 Maret 2019   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: kompas.com

Hai jiwa, Rebahlah di tilasan daun-daun kering Menikmati gempita, dalam kesunyian sang hening Sesuatu dalam kalbu akan membimbing Diam, dan dengarkan saja Apa katanya Berjalanlah  tanpa alas 

Menyusuri rimba dunia nan buas Dalam sengguk derita, hai jiwa tetaplah kau mawas! Agar Maula bersemayam tak sekadar membias Duhai, tawa Sungguh kau berhala yang meraja diraja Hadiah akhirat, tak pantas kukhidmat di ruang fana Duhai, khamr surga Sungguh kaulah cita-cita Setelah terpasung dahaga sepanjang masa Duhai Maula, Akankah tujuhpuluh tahun tak berkedip mata Kutebus lewat malam-malam berkasih mesra Dengar, dengarlah jiwa, Dia berkata.. 

Dia berkata melalui nafas, wahai udara cuma-cuma Dia berkata melalui seteguk hikmah dan selarik makna Dia berkata melalui airmata tatkala kau mengingatNya JanjiNya akan akhirat, itu nyata PertolonganNya akan mudharat, tiada dusta JalanNya saat segala terasa berat, sungguh tak terkira Wahai hambaNya, dengarlah Dia bersemayam dalam jiwa yang pasrah Jika malam ini kau terbangun dalam hidayah Maula menantimu dalam khazanah Hibur deritamu dengan bait-bait doa Lepas rindumu dalam kasidah asmara Lalu larungkan ke angkasa 

Apakah kau terpesona? Terangkan padaku, apakah itu yang semakin nyata? Ya, sekalian alam sedang memujaNya Sekarang wahai jiwa ! Larutlah selamanya Dalam kesaksian sang pecinta --- Sentul, 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline