Lihat ke Halaman Asli

Malam Jumat Agung

Diperbarui: 14 Maret 2019   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam Jum’at agung ini, saya putuskan untuk menulis saja kerinduan akan Sang Illah.

Bukan saya tak ingin membasuh wajah dengan airmata, namun saya benar-benar tersungkur!

Dan bukan karena saya ingin memamerkan kesukacitaan, melainkan berbagi do’a, semoga terbang ke sekalian jiwa.

Saya biasa memujiNya dengan lisan, tapi biarlah kali ini jemari saya yang berperan.

Maka dengan mengucap kesucian asmaNya dan derajat kemuliaan untuk Muhammad kekasihNya, saya memulai untuk menghinakan diri saya, dihadapanNya dan para pembaca yang dirahmati olehNya.

Ya Rabb , sesungguhnya ini adalah malam di mana kebaikan Engkau lebihkan daripadanya. 

Maka dengarlah, duhai Penciptaku.

Dengarlah aku yang Kau cipta dari setetes air hina

Sungguh waktu membuatku bertambah lemah, sedang aku tak sadar

Aku tenggelam dalam kesibukan dunia 

Seringkali lupa jika panggilanMu adalah utama

Aku menaruh kesenangan raga di atas segala dan penyucian jiwa di bawahnya.

Siang kugunakan untuk berlebih-lebihan

Malam untuk kelelahan

Sehingga tak ada waktu untuk bermunajat pada Tuhan

Oh, sungguh akulah sarang kehinaan!

Apakah aku seluas samudera ataukah hanya tetesan embun ?

Apakah aku seluas Sahara ataukah hanya sebutir debu ?

Urusan siang seakan tak berkesudahan

Bahkan tak cukup detik, menit, jam

Sungguh aku telah tenggelam!

Ya Rabb, kembalikan aku untuk menikmati keheningan

Aku ingin meraih nikmat iman

Sekali lagi!

Sekali lagi!

Beri aku kesempatan

Dan aku tetaplah seonggok daging hina yang Kau beri nyawa

Menangis di hadapMu

Malu..

Malu akan dosaku

Amin YRA

--Salam Damai--




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline