Lihat ke Halaman Asli

Ramalanku, "El Real" Jadi Raja Liga Champion Hampir Jadi Kenyataan

Diperbarui: 17 Mei 2018   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di luar dugaan memang. Real Madrid mampu melewati berbagai hadangan tim-tim juara dalam liga domestik untuk memastikan diri sebagai kandidat juara untuk tiga kali berturut-turut tanpa jedah. Apabila hal itu bisa menjadi kenyataan maka seperti yang sudah saya duga melalui tulisan sebelumnya bahwa tidak ada lagi tim yang mampu memecahkannya untuk 5-10 tahun ke depan.

Siapa sangka, terseok-seok di La Liga bahkan turun ke klasmen ketiga setelah sang musuh kebuyutan Barca FC dan Atletico Madrid serta juga kurang menyakinkan pada babak-babak awal bahkan hanya sebagai runner up, toh El Real mampu menyakinkan dirinya bahwa Liga Champion beda kualitas dan beda rasanya untuk diperjuangkan meraih sebagai kampium.

El Real, sudah diramalkan banyak orang bahwa akan tersandung ketika bertemu PSG. Mereka mampu melewatinya. Diramalkan akan tamat bertemu Juventus sekali lagi dan mereka mampu mengalahkan diri mereka sendiri dan Juventus untuk kedua kali harus bertekuk lutut dihadapan El Real. 

Walau pun pada leg kedua, ada sejumlah keraguan bahkan ada tudingan bahwa wasit yang memimpin pertandingan waktu itu, seakan berpihak dan bermain mata dengan El Real. Namun itulah sepak bola. Tim mana yang berjuang sampai detik-detik akhir, akan menuai seusai apa yang diperjuangkan atau diimpikan.

Pengamat sepak bola mulai semakin ragu akan kualitas permainan El Real untuk merebut juara Liga Champion apalagi pada semifinal harus bertemu dengan Bayern Muchen yang lagi hebat-hebatnya.

Para pengangum Barca sebagaimana biasa ketika tim mereka tak berdaya dihadapan AS Roma pada leg kedua setelah mereka di atas angin pada leg pertama mulai ramai-ramai menaruh dukungan bahkan doa kepada tim yang akan bertanding melawan El Real. Dalam bayangan mereka, tim lain boleh menang yang penting bukan Real Madrid.

Saat ini, ketika sudah sampai final pun, dukungan dan doa terus mengalir kepada tim Liverpool agar bisa memenangkan pertandingan. UEFA pun lebih sreg dan afdol apabila yang menjadi juara pada tanggal 26 Mei dini hari waktu Kiev atau tanggal 27 Mei waktu di Indonesia, Liverpoollah yang menjadi juara.

Rasanya tidak lagi manis atau kurang kompetitif apabila Real Madrid harus memenangkan Liga Champion untuk ketiga kalinya berturut-turut. Hemat mereka bahwa tidak akan memberikan dampak besar bagi pasar profit secara ekonomis dan psikologis. Belum lagi alasan yang datang dari lawan berat Real Madrid, FC Barca. 

Barca tidak akan bahagia meski sudah meraih dua juara yakni La Liga dan Copa del Rey. Luiz Suarez sejak Barca kandas di tangan AS Roma sudah menyatakan secara terus terang bahwa juara La Liga dan Copa del Rey tidak ada maknanya lantaran mereka tidak bisa memenangkan Liga Champion.

Walau pun mulai ada perlawanan bahwa mereka tidak akan terpengaruh dengan kampium Liga Champion. Mungkin akan lebih baik apabila Liverpool yang menjadi juara ketimbang Real Madrid. Para hatters Real Madrid bahkan sudah mendoakan bahwa musim ini, Real Madrid nir gelar.

Saya sebagai pengagum Real Madrid hanya tersipu senyum malu. Saya tetap akan berharap bahwa El Real mampu melakukan sejarah emas sekali lagi untuk meraih juara untuk ketiga kalinya. Saya dan para fans serta para pemain apalagi pelatih sudah menggelorakan antusiasme meski dengan sedikit kerendahan hati bahwa bola itu bundar. Tanggal 26 atau 27 Mei pun masih seminggu lagi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline