Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Jalan Terus, Bukan Sekadar Lagu Cinta

Diperbarui: 3 Oktober 2018   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kompasianers, angkat tangan yang bisa nyanyi. Coba nyanyikan lagu ini yuk. Atau perlukah kita meminta "Calvin Wan" yang menyanyikannya sambil main piano?


Bagus kan lagunya? Ini lagu siapa hayooo? Ya, bener banget. Ini lagunya Afgan. Judulnya Jalan Terus.

Perlukah Young Lady tulis liriknya? Sepertinya tidak. Di video itu sudah ada liriknya.

Lagu ini menceritakan sedihnya cinta yang tak direstui. Ada pula ajakan untuk tidak menyerah dan tetap meneruskan kisah cinta meski tanpa restu. Untaian liriknya begitu indah dan bermakna.

Bolehlah tempo lagunya slow. Kesannya mellow banget. Cenderung ke arah ballada yang sedih dan memilukan.

Eits, jangan salah. Di balik kesan melankolis, lirik-liriknya mengandung kekuatan dan motivasi. Rasakanlah percik motivasi di dalamnya. Lagu ini dinyanyikan dengan lembut tetapi kuat.

Buat Young Lady cantik, Jalan Terus lebih dari sekedar lagu cinta. Ini adalah lagu motivasi. Liriknya bisa diinterpretasikan dari berbagai sudut pandang. Tidak hanya memotivasi untuk jangan menyerah bagi pasangan-pasangan yang tidak direstui cintanya.

Cobalah resapi maknanya lebih jauh. Kita jalan terus. Sebuah ajakan positif untuk terus melangkah, terus berjuang. Tetap jalan terus walau banyak kerikil tajam.

Jangan berhenti percaya cinta. Nah, ini pun sebuah motivasi. Sugesti positif yang ditanamkan ke dalam hati untuk mempercayai kekuatan cinta. The power of love: cinta akan menemukan jalannya. Percayalah pada kekuatan cinta. Terlebih, bila kekuatan cinta digabungkan dengan kekuatan doa. Wow, akan menghasilkan kekuatan luar biasa. Tuhan dan cinta akan menunjukkan kekuatan yang terbaik. Bukankah selalu ada keajaiban dari doa dan cinta?

Kita yang tahu, kita yang punya cinta. Dua buah premis. Premis pertama, yang benar-benar memahami hanyalah mereka yang menjalani. Orang-orang di luar mereka takkan memahami, merasakan, dan mendalami seutuhnya. Premis kedua, kita yang punya cinta. Statement yang menyatakan bahwa sebuah ikatan cinta hanya dimiliki oleh mereka yang berada dalam ikatan itu. Premis itu menyatakan kepemilikan. Kepemilikan atas komitmen dan cinta. Kedua premis itu menghasilkan benang kesimpulan: orang luar takkan tahu dan takkan merasakan cinta yang dimiliki. Sebab orang luar bukanlah bagian dari rantai cinta itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline