Lihat ke Halaman Asli

Latifa Tulnovidasari

Guru di SD Depok

Hitungan Unik Tradisi Menentukan Awal Tanam di Kelurahan Mojosari

Diperbarui: 20 Oktober 2022   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabel Hitungan

Hai Kompasioner!  jumpa lagi dengan aku, seorang guru yang rindu suasana kampung halaman. Rindu ini kuobati dengan cara mengungkapkan sesuatu yang unik dari kampungku. Di antaranya adalah cara masyarakat Dusun Krajan, Kelurahan Mojosari dalam menghitung dan menentukan waktu menanam tanaman. Hitungan waktu ini sangat penting, terutama bagi para petani.  Karena petani sangat erat hubungannya dengan urusan tanam  menanam.

Kompasioner, petani di kampungku tidak sembarangan lho dalam menentukan waktu tanam. Semua ada hitungannya. Menurut masyarakat di sana semua hari memang baik. Namun ada hari/ waktu-waktu khusus yang baik untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Termasuk kegiatan menanam, memiliki waktu tersendiri.

Hitungan dan rumus ini diturunkan secara turun temurun, sejak dahulu. Patokannya cukup sederhana. Semua orang dapat meghitungnya dengan mudah. Patokan yang dipakai adalah hari dan pasaran. Sebagaimana yang sudah diketahui hari adalah senin, selasa sampai minggu. Sedangkan pasaran yaitu pon, wage dan seterusnya.

 

Hitungannya begini:

Misalnya saya akan menanam tembakau. Kompasioner pasti tau dong kalau tembakau itu yang diolah adalah daunnya. Maka petani perlu hitungan yang berhenti pada daun. Caranya adalah: tentukah hari dan pasaran yang jika dijumlahkan hitungannya akan berhenti pada godong ( daun)

Hari selasa memiliki neptu tiga, tambahkan pasaran wage memiliki neptu empat lalu jumlahkan neptunya. Rinciannya  adalah 3+4 hasilnya 7. Angka 7 jika dihitung akan berhenti pada godong ( daun). Begini cara menghitungnya, oyot, wit, godong, woh, oyot, wit, godong.

Nah, hitungang ke 7 berhenti ke godong kan? Berarti waktu menanam tumbuh-tumbuhan yang dipanen godongnya ( daunnya) cocok ditanam pada hari selasa wage.  Atau Kompasianer dapat menghitung dengan jumlah berapa saja yang nantinya berhenti pada godong. Syaratnya harus sesuai dengan rumus neptu hari dan neptu pasaran, ya.

Bagaimana? Sudah jelas belum?

Kompasianer, ini bukan ilmu cocoklogi ya ( mencocok-cocokkan/ kebetulan semata) ini hasil renungan yang terjadi jauh sebelum adanya kata canggih, dan modern. Menurut hasil wawancara dengan salah satu  warga, jika kita bercocok tanam sesuai dengan hitungan masa tanam seperti rumus di atas, tanamannya tumbuh subur dan berkembang biak dengan baik. Tentunya dengan perawatan yang intensif. Hal ini meminimalisir gagal panen yang diakibatkan oleh penyakit-penyakit tanaman. Seperti bulai jagung, ulat daun, ulat grayak, penggerek daun dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline