Lihat ke Halaman Asli

Lanjar Wahyudi

TERVERIFIKASI

Pemerhati SDM

Untuk Menciptakan Penerus yang Sukses, Ini Hal yang Harus Diperhatikan Pemimpin

Diperbarui: 22 Februari 2021   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi estafet tongkat kepemimpian (sumber: finkellawgroup.com)

Seorang perempuan mengunjungi toko hewan dan membeli seekor burung beo. Dengan riang ia pulang dan ingin segera memamerkan burung beo tersebut kepada tetangga-tetangganya. 

Namun besoknya ia kembali ke toko dan mengeluh kepada pemilik toko tersebut bahwa burung beo tersebut belum bisa mengucapkan sepatah kata pun yang ia ajarkan.

"Burung beo itu suka cermin, dengan melihat cermin ia akan mengira memiliki teman. Apakah Anda sudah membelikannya cermin?", tanya pemilik toko. Maka perempuan itu segera membeli cermin dan pulang.

Hari berikutnya ia datang lagi ke toko dan berkata bahwa burung beo itu belum bisa bicara. "Coba belikan kurungan yang berbentuk kotak berukuran besar, burung beo suka terbang leluasa", kata pemilik toko. Perempuan itupun segera membeli sangkar kotak besar dan mengangkutnya pulang dengan menggunakan truk.

Tentu saja besoknya ia datang lagi ke toko dan mengatakan keluhan yang sama, "Burung beo itu masih belum bisa mengucapkan sepatah katapun yang aku ajarkan". 

Lalu pemilik toko mengernyitkan dahi sambil berkata, "Anda tahu kan, bahwa burung-burung suka bersantai di ayunan. Apakah Anda sudah membelikannya ayunan?". Perempuan itu bersegera untuk membeli ayunan dan membawanya pulang pula.

Hari berikutnya dengan tergopoh-gopoh ia kembali ke toko dan melaporkan bahwa burung beo yang ia beli telah mati. Pemilik toko dengan wajah serius berkata, "Saya turut berduka cita, Nyonya. Sebelum mati apakah burung itu sempat mengatakan sesuatu?"

Terjebak

Seringkali banyak pemimpin terjebak seperti kisah perempuan di atas. Mereka ingin agar anak buahnya memberikan hasil yang memuaskan. 

Dan manakala hasil itu belum sesuai yang diharapkan, pemimpin menyediakan ini dan itu yang menurutnya disukai oleh anak buahnya. 

Namun pemimpin tersebut sejatinya tidak pernah memperhatikan anak buahnya secara serius, sehingga tidak tahu persis apa yang sebenarnya dibutuhkan anak buahnya untuk bisa berkembang dan memberikan hasil memuaskan seperti yang ia harapkan.

Pemimpin harus mengembangkan anak buahnya agar menjadi pemimpin pula. Semakin banyak pribadi yang bisa dikembangkan, maka semakin lincah organisasi kerja menghadapi berbagai tantangan yang diberikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline