Lihat ke Halaman Asli

Langit Muda

Daerah Istimewa Yogyakarta

Kena Prank Service Flick? Sakitnya Tuh di Sini

Diperbarui: 2 November 2019   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Halo Badminton Lovers

Apa yang mungkin terasa paling menjengkelkan bagi Zheng Siwei dalam pertandingan final French Open 2019, selain kekalahan? Beberapa kali bisa dikelabui oleh service flick Praveen, itu mungkin jawabnya. Dalam hitungan saya, Zheng Siwei kebagian 4x, Huang Yaqiong kebagian 2x.

Entah apa gerangan yang merasuki Siwei/Yaqiong. Bagaimana mungkin monster XD dunia, jelas bukan kaleng-kaleng, bisa dikelabui oleh service flick hingga 6x? Zheng Siwei bagaikan terkena ajian sirep, setiap kali Praveen mengeluarkan jurus service flick, hanya bisa terpana tanpa daya.

Tetapi bisa jadi, sebenarnya Zheng Siwei terbebani oleh keinginan untuk sesegera mungkin melakukan serobotan pada service pendek Praveen, sehingga lalai akan kemungkinan service flick.

Dikadalin oleh service flick, mungkin terasa lebih menyakitkan daripada terkena smash di kepala. Kalau diibaratkan dalam sepakbola, mungkin bagaikan "dikolongin".

Cuma di sepakbola pemain masih bisa melampiaskan kejengkelan dengan tekling lawan, sementara di lapangan bulutangkis pemain hanya bisa bersungut-sungut, maksimal menyalahkan service judge, yang dianggap tidak jeli dan semestinya menyatakan service lawan fault. Saya yakin banyak BL Indonesia yang "menikmati" wajah bengong Siwei yang hanya mampu menatap shuttlecock mendarat dengan mulus tanpa rintangan.

Selain Praveen, sebenarnya salah satu jawara service flick Indonesia adalah Kevin Sanjaya. Kevin memang gabungan antara tengil dan nekat. MD menjulang seperti Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, juga tak luput pernah menjadi sasaran service flick Kevin.

Bahkan pemain berpengalaman seperti Zhang Nan sampai uring-uringan gara-gara service flick Kevin. Service flick mampu membikin lawan emosi jiwa.

Kemampuan melakukan service flick bukan bergantung pada tinggi badan. Kevin yang berpostur pendek, maupun Praveen yang berpostur jangkung, sama-sama piawai melakukan service flick.

Yang lebih utama diperlukan adalah kekuatan pergelangan tangan dalam melakukan kedutan. Kalau tidak, maka service akan nanggung dan mudah untuk dihajar smash lawan.

Posisi tangan saat melakukan service mesti cukup "misterius" agar lawan kesulitan menebak niatan untuk melakukan service flick. Dan yang terpenting, posisi tangan jangan melebihi batas ketinggian service, bisa kejadian maunya flick malah fault, dan lawan pun nyengir dapat poin gratisan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline