Akhirnya tempat saya bekerja memperbolehkan saya untuk bekerja dari rumah. Mereka memastikan dulu saya sudah memasang aplikasi untuk kbm on line.
Tak tanggung-tanggung 2 kelas langsung diujicobakan. Demi memaksimalkan proses KBMnya, sayapun harus mengatur peratalan syuting, mengingat saya menggunakan ponsel bukan laptop.
Untunglah suami saya jebolan teknik. Memutar otak dikit,lalu diapun menyulap alat sederhana untuk menyangga ponsel. Dengan alat tersebut,ponsel harus tepat menyorot tangan,kertas dan tulisan.
Menggnakan sebuah meja kecil,dan spare part hardisk jadilah alat yang akan membantu saya menyiarkan ilmu.
Sedari pagi saya sudah wara-wiri pada penghuni rumah untuk tidak mengganggu sang emak saat bertugas.
Meskipun bertugas jam 1 namun dari jam 12 sudah mempersiapkan medan perang. Aplikasinya belum begitu dikuasai soalnya. Uji coba dulu beberapa kali biar afdol saat beraksi.
Begitu jam 1 tepat,KBMpun segera dimulai dan sukses. Ada anak-anak yang sementara dikunci di kamar bersama ayahnya agar si Bayi tak rewel melihat emaknya dan juga kakak-kakaknya bisa dikendalikan.
Selain bocah, ada juga tumpukan baju yang belum sempat disetrika, namun lepas dari itu saya senang mendapat kesempatan bekerja dari rumah.
Senang karena tak harus menempuh jarak menuju tempat kerja. Senang karena lepas dari perasaan tak menentu saat tiba di rumah dan khawatir ada virus yangb terbawa dari luar sana.
Tapi ngomong-ngomong bekerja dari rumah buat emak-emak itu sesungguhnya lebih membahagiakan.
***
Dibalik daster berlapis baju kerja saat melakukan KBM on line selesailah satu tulisan ringan.