Lihat ke Halaman Asli

Ruth Lana Monika

Menulis untuk menjadi pengantar pesan Semesta

Berproses Bersama Menanamkan Ajaran Agama

Diperbarui: 2 Mei 2021   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kaltengtoday.com

Pada umumnya agama merupakan suatu kepercayaan yang bersifat spiritual dan dipegang oleh setiap manusia. Spiritual ini berkaitan erat dengan Sang Pencipta, maka dapat dikatakan agama merupakan sebuah fondasi hidup bagi setiap manusia. Fondasi ini yang menjadi bekal hidup setiap manusia dengan menerapkan ajaran positif yang telah diterimanya. 

Ajaran positif ini berupa sifat bijak dalam bersikap, menghargai orang lain, bahkan belajar menghargai diri sendiri dan kehidupan secara keseluruhan. Sehingga ajaran dari setiap agama dapat mencegah umatnya untuk tidak melakukan perbuatan di luar batasan. Oleh sebab itu, pendidikan agama sebaiknya diberikan kepada anak sejak dini. 

Dasar pendidikan agama inilah yang menjadi fondasi bagi anak untuk membangun karakter positif. Sehingga dengan belajar dan memahami ajaran agama, maka nilai-nilai kebaikan akan mulai dipupuk sedari dini. Dengan demikian, anak dapat mempunyai fondasi atau pegangan hidup yang jelas untuk melindungi diri ketika mereka beranjak dewasa. 

Bagi orang tua yang beragama Islam dalam menerapkan atau memberikan pendidikan keagamaan pada anak dapat dimulai sedari mengajarinya sholat dan mengenalkannya untuk belajar mengaji.  Sholat sendiri merupakan ibadah wajib dan paling utama bagi umat Islam. Langkah ini dapat mulai dilakukan sejak dini atau sebelum mereka mencapai usia baligh, yakni sekitar 4-10 tahun.

Saya pribadi saat ini masih dalam tahap membantu dan mendukung keponakan-keponakan untuk berproses belajar mengenal ajaran pendidikan agama sejak dini. Hal ini dikarenakan mengajari anak suatu hal termasuk kewajiban beribadah sejak kecil cenderung lebih mudah tertanam dalam jiwa mereka. Langkah-langkah yang orang tua mereka dan saya terapkan adalah sebagai berikut:

Pertama, menanamkan pengetahuan mengenai Allah. Kami menanamkan pemahaman mengenai eksistensi Allah akan kehidupan manusia dengan cara bercerita tentang berbagai peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya anak diajak untuk melihat keindahan bunga. 

Melalui observasi keberagaman keindahan bunga ini kami mengenalkan bahwa Allah Maha Pencipta dan Pemelihara semesta, termasuk dirinya sebagai manusia. Selain itu, memperkenalkan mereka akan pentingnya menjalin hubungan yang erat dengan Allah karena sejatinya manusia hidup dari belas kasih-Nya. 

Dengan demikian, cerita-cerita tersebut akan menanamkan kepercayaan dan cinta anak pada Allah di hati mereka. Langkah ini dapat mulai ditanamkan sejak mereka berusia 2 tahun. 

Kedua, menanamkan fungsi ibadah. Anak perlu memahami fungsi dari mereka menjalankan ibadah. Hal ini dilakukan dengan cara anak diberikan penjelasan secara teori mengenai pentingnya ibadah sholat dan mengaji, misalnya anak dijelaskan dasar dari kewajiban melaksanakan ibadah ini dan konsekuensi yang akan didapat apabila ditinggalkan. 

Penggunaan bahasa dan intonasi suara secara lembut dengan kalimat yang mudah dipahami anak serta tidak menakut-nakuti akan membuat mereka memahami secara asih, bahwa ini merupakan kewajiban ibadah yang menyenangkan dan memberi kedamaian. Langkah ini dapat mulai ditanamkan sejak mereka berusia 4 tahun. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline