Lihat ke Halaman Asli

Ingat Perban di Jempol, Ingat Bapak

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411179537146964651

shubuh kala itu..

waktu istirahat kerja, aku gunakan untuk menyelesaikan tugas ku sebagai quality control di sebuah perusahaan swasta di jakarta. aku sedang membuat sample. memotong karton yang ukuran nya tidak rata dengan menggunakan pisau cater dan satu buah penggaris. ku tarik pisau cater nya untuk memotong karton tersebut, mungkin karena terlalu cepat, pisau cater nya dengan cepat kilat mengenai jari jempolku. refleks begitu saja. mengeluarkan darah segar. jari ku terbelah cukup lebar. temanku yang pada saat itu menemaniku, datang menghampiriku. aku pun meminta nya untuk mengambilkan plester di kotak p2k.

setelah aku menunggu, ternyata plester nya tidak ada. hanya ada perban. darah terus mengalir dari jari jempolku. sebelum di perban, temanku mengajakku untuk mencuci darahku di kamar mandi, agar terhindar dari kuman. akhirnya kami memutuskan untuk ke kamar mandi. diperjalanan menuju kamar mandi, aku melewati ruang office. disitu ada bapak supervisor ku, pak eko nama nya. kemudian aku mencuci jari jempol ku yang berlumuran darah. ternyata, pak eko datang. dia sempat bertanya kenapa aku bisa seperti ini, kenapa peristiwa ini bisa terjadi. dan, pak eko lah yang membantuku dan teman untuk mem-perban jempolku. pak eko mengambilkan tissue yang ada di toilet dan menekannya ke jempolku guna menutup jempolku yang terbelah agar darah yang keluar dapat diminimalisir. setelah di lap dengan tissue, dia mem-perban jemolku dengan hati-hati. aku terdiam. aku memang mengagumi sosok bapak seperti pak eko. bukan karna apa, karna dia sosok bapak yang baik, tidak arrogant, dan lucu...

setelah jempolku selesai di perban, tidak lupa aku mengucapkan terimakasih kepada nya. aku dan teman kembali ke dalam line.

beberapa hari berlalu setelah kejadian itu, masa pengunduran diri bekerja ku pun tiba. malam ini, adalah malam terakhir aku bekerja. satu yang ingin ku lakukan, aku ingin berfoto bersama pak eko, sosok bapak yang aku kagumi karna sifatnya. tetapi, sampai waktu pulang pun tiba, kata terimakasih dan ijin pamit tidak aku lontarkan kepada nya, karna aku lihat, bapak sedang sibuk dengan produksi. aku tidak ingin mengganggu nya.

untuk bapak yang baik dan lucu.......

terimakasih atas bimbingan serta kerja sama nya. terimakasih karna pernah menolongku waktu itu. aku ingin minta maaf jika selama aku bekerja, aku melontarkan kata-kata yang menyakiti hati bapak. baik secara langsung ataupun tidak. aku pamit pak, semoga di lain waktu, kita bisa  bertemu kembali.

salam hormat

anak didikmu-laily

[caption id="attachment_360263" align="alignnone" width="640" caption="foto ini diambil saat malam terakhir aku bekerja-didalam line"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline