Lihat ke Halaman Asli

Lailatul Syadiyah

Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Kejadian Sebelum Manusia (Lanjutan Cerita Weemar Aditya Bagian 2)

Diperbarui: 11 Mei 2021   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Cerita tentang Titik Awal Manusia ini dikutip dari Kitab Bidayah Wa Nihayah karya Ibnu Katsir. Kitab ini menceritkan tentang kenapa kita ada di dunia ini. Dalam kajian ini hanya akan mneceritakan sepenggal cerita saja, tidak seluruh cerita dalam kkitab tersebut.

Pada cerita kali ini akan melanjutkan cerita kemaren. Lalu respon yang diberikan Jin adalah dia menolak untuk bersujud pada Adam karena kaum mereka, yang diciptakan dari api merasa lebih baik daripada Adam yang diciptakan dari tanah liat. Dia terus berkelit karena ketidakpercayaannya pada Adam.

Kemudian para Jin itu bernegosiasi pada Allah untuk tidak mau bersujud pada Adam, bahkan mereka tidak yakin jika anak cucu Adam akan bisa lebih baik dari dirinya. Atas dasar keiri dengkian para Jin itu, mereka berjanji pada Allah akan menggoda anak cucu Adam untuk mengingkari perintah Allah dan menyesatkan para anak cucu Adam.

Kemudian Adam dimasukkan ke surga kurang lebih 90 tahun. Tinggal di surga sangat nyaman dan mewah. Apapun kebutuhan Adam telah disediakan. Namun, ada hal yang mengganjal pada hati Adam. Meskipun dia tinggal di tengah-tengah kemewahan, dia masih merasa hampa. Kemudian dia mengadu pada Allah tentang kesedihannya itu, bahwa dia sangat sedih hidup sendirian tanpa kawan menikmati semua kemewahan ini.

Kemudian saat dia tidur di malam hari, Allah mengambil rusuk kecil dari tubuhnya untuk menciptakan Hawa di sampingnya sebagai teman hidup Adam dikala lara dan bahagia. Pada pagi hari setelah bangun tidur, dia kaget sekali tiba-tiba ada seseorang di sampingnya. kemudian Adam bertanya, "Siapa kamu?"

"Aku adalah Hawa. Aku diciptakan agar engkau tenang karenaku."

Dari cerita ini, Ustadz Weemar menyampaikan, bahwa laki-laki dan perempuan itu sangat berbeda. Hal ini terjadi karena ada alasan-alasan tertentu. Sehingga masing-masing antara laki-laki dan perempuan itu memiliki tugas-tugas  tertentu. Jangan telan mentah-mentah makna feminisme yang telah muncul saat ini, karena walau bagaimanapun juga emansipasi wanita itu juga ada batasan- batasan wajar di dalamnya, bukan sepenuhnya pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan itu sama. Walalu bagaimanapun juga keduanya sangat berbeda. Bahkan kita harus berhati-hati, tanda-tanda Hari Akhir itu jika Wanita-wanita sudah menyerupai laki-laki, atau bisa sebaliknya.

Penciptaan Adam untuk melengkapi isi bumi, sekaligus menjadi khalifah di muka bumi ini juga disambut meriah oleh Gunung. Bahkan Gunung saat itu juga mengutarakan pendapatnya ketika anak cucu Adam diberikan amanah sebesar itu. Kata Gunung, "Jika aku yang mendapat amanah ini, aku tidak akan sanggup untuk bertahan, mungkin aku akan hancur berkeping-keping. Amanah itu sungguh berat, sungguh amat berat."

Ustadz Weemar menyampaikan kesimpulan bahwa Allah sangat mempercayai anak cucu Adam untuk menjadi Khalifah di bumi ini. Jadi seharusnya kita benar- benar bisa menjaga amanah ini. Sebagai Khalifah kita harus menjaga sesuatu yang berada di bawah naungan manusia itu sendiri, baik itu manusia lainnya maupun lingkungan sekitar, alam dan seisinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline