Gawai atau yang biasa dikenal dengan sebutan gadget adalah sebuah alat komunikasi yang biasa digunakan untuk berkomunikasi maupun memperoleh informasi. Beberapa orang juga banyak memanfaatkannya sebagai peluang bisnis. Istilah gawai pun sudah tidak asing apalagi di kalangan generasi masa kini atau generasi milenial. Saat ini gawai menjadi benda wajib yang dibawa oleh setiap orang, bentuknya yang mudah dibawa dan kegunaanya yang dapat memudahkan para penggunanya menjadi alasan beberapa orang tidak bisa lepas dari genggaman gawai setiap harinya. Perubahan perilaku masyarakat di era digital saat ini mengantarkan generasi milenial atau generasi muda kepada banyak kebiasaan baru. Salah satunya adalah lekat pada gawai. Apapun hal yang menjadi pertanyaan seolah-olah bisa terjawab di internet dengan mudah yang dapat diakses lewat gawai.
Namun hal yang disayangkan penggunaan gawai saat ini sudah tidak pandang bulu, semua kalangan bahkan beberapa anak dibawah umur banyak sekali yang sudah mempunyai gawai pribadi. Kurangnya pengawasan orang tua pun menjadi masalah tersendiri saat ini. Pada hal ini, terutama bagi anak dan remaja menjadi hal yang dampak serius. Khususnya pada perilaku dan konsentrasi belajar mereka. Banyak dari anak muda bahkan dibawah umur yang menjadi korban dari dampak penggunaan gawai tanpa pengawasan orang tua. Beberapa diantaranya banyak dari mereka kecanduan dan akhirnya terganggu dengan mental health maupun emosionalnya, kurangnya pengetahuan tentang pengendalian situasi pun menjadi perhatian lebih. Banyak diantaranya mengalami depresi ketika berjauhan dengan benda elektronik tersebut. Seharusnya penggunaan gawai dikalangan anak dibawah umur harus dibatasi dan penuh pengawasan orang tua.
Dilansir dari situs resmi Kominfo Sebanyak 98,2% generasi milenial menggunakan smartphone atau gawai untuk mengakses informasi rata - rata 7 jam sehari. Kebiasaan menggunakan gawai secara berlebihan dapat memicu kerusakan saraf tepi atau neuropati. Bagian tubuh pengguna gawai yang rawan terkena neuropati adalah jari tangan karena dapat menyerang saraf tangan dan menyebabkan kesemutan, kebas, kram, dan kelemahan otot hingga nyeri yang menetap. Saraf tepi merupakan penghubung organ tubuh dengan saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang yang terhubung ke seluruh organ tubuh. Maka dari itu sangat penting bagi untuk menjaganya agar tetap berfungsi secara baik dan maksimal sehingga terhindar dari neuropati atau kerusakan saraf tepi.
Penggunaan gawai yang tidak bijak pun dapat menyebabkan dampak yang cukup serius dan berbahaya. Penggunaan gawai saat ini pun lebih banyak digunakan untuk bermain media sosial, media sosial sendiri mempunyai dampak yang lebih berbahaya. Beberapa dampak atau hal negatif yang biasa terjadi seperti cyberbullying dan body shaming, gangguan tidur akibat terus-menerus menjelajahi media sosial, sulit mempertahankan fokus dan konsentrasi saat belajar, percaya diri yang menurun karena membandingkan kehidupan pribadi dengan orang - orang yang ada di media sosial, termakan rumor tidak benar atau berita hoaks, kecanduan game online, penipuan dari predator online dan masih banyak lagi. Sudah banyak sekali kasus yang berkaitan dengan hal tersebut dan cukup disayangkan. Dalam hal ini banyak di antara anak muda jaman sekarang yang menjadikan hidupnya berpatok pada media sosial.
Istilah FOMO (Fear Of Missing Out) sudah tidak asing di kalangan anak muda jaman sekarang. Istilah ini menggambarkan perasaan cemas dan takut dalam diri seseorang ketika merasa tertinggal akan suatu hal baru baik gaya hidup, berita maupun tren. Hal ini pun cukup menjadi perhatian lebih, karena ketika seseorang yang memiliki sifat fomo dalam dirinya akan merasa tertekan ketika suatu hal terlewatkan dalam dirinya. Ia menjadi pribadi yang haus akan validasi dari lingkungan sekitarnya. Ia juga akan menjadi pribadi yang tidak akan puas karena perkembangan jaman yang cukup pesat ini. Banyak sekali dampak negatif yang terjadi pada seseorang yang memiliki sifat fomo diantaranya ia akan merasa tertekan, cemas, juga beberapa diantaranya terganggu dengan kesehatan mental. Namun dibalik dampak negatif yang terjadi, sifat fomo juga memiliki dampak positif yaitu dapat membangun hubungan sosial dengan berinteraksi secara aktif juga dapat memperoleh berita dengan cepat dan sebagai media pembelajaran, pengalaman dan mencoba hal baru.
Hal - hal tersebut bisa diminimalisir untuk mencegah dari dampak negatif yang terjadi yaitu dengan mengurangi penggunaan media sosial dan juga gawai, membatasi serta mengawasi penggunaan gawai pada anak, juga bijak dalam menggunakannya. Jadikan gawai sebagai media pembelajaran bagi anak agar mendapatkan manfaat dari penggunaanya. Mencoba hobi atau hal baru yang tidak berhubungan dengan gawai maupun laptop bisa menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan tersebut.
Refrensi
https://www.jawapos.com/lifestyle/014045927/kecanduan-gawai-mirip-kecanduan-narkoba
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI