Lihat ke Halaman Asli

Kusworo

Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Sustainability Prosperity: Bisakah Digapai dalam Dunia yang Belum Seimbang?

Diperbarui: 20 Januari 2025   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sustainability Prosperity: Bisakah Dicapai ? | Freepik.com

Saat revolusi industri, kemajuan teknologi, dan digitalisasi membawa manusia ke dunia masa depan yang gemilang, ternyata ada sebuah ironi yang tak terhindari dalam proses pembangunannya. Kala prosesnya, menanam benih kehancuran ekologis yang terus mengintai untuk semua generasi. Ternyata kemakmuran material yang kita lihat dan nikmati hari ini terwujud dari eksploitasi alam, yang terkadang lebih brutal dari film perang yang penuh dengan aksi kekejaman di dalamnya. Dan alam hanya pasrah menerima perlakuan terhadapnya.

Namun sejatinya alam tidak tinggal diam. Saat terompet peringatan dari pemanasan global semakin nyaring terdengar. Di saat gletser di Alaska dan Antartika mulai mencair dengan cepat. Kala burung-burung endemik bermigrasi tidak pada waktunya. Dan di saat ratusan jiwa tergeletak tanpa nyawa karena sengatan hawa panas luar biasa di beberapa belahan dunia. Maka kita dipaksa untuk mempertanyakan : Apakah planet bumi kita dan masa depannya dipertaruhkan bahkan dikorbankan untuk menggapai kemakmuran dalam makna sesungguhnya?


Sebuah Stimulus Menganalisis 

Artikel membahas konsep Kemakmuran Berkelanjutan, Sebuah Model Bisnis Masa Depan, ditulis Dr. Acong Dewantoro Marsono, M.B.A. Seorang Dosen Senior di Perbanas Institut dalam buku "Beyond Value" Strategis for a Sustainable Future, memberi stimulus menganalisis Sustainable Prosperity dengan gaya lebih popular. Membumikan sebuah konsep besar agar dapat dipahami dengan mudah.

Buku penuh gagasan dan inspirasi segar akademisi dan praktisi ini merupakan seri ke-2 dari kiprah Perbanas Institut untuk dunia Pendidikan dan Bisnis Berkelanjutan. Buku edisi pertamanya berjudul "Beyond Profit" The Power of Sustainability Strategy.

Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec. Rektor Perbanas Institut mengatakan."Keunggulan buku ini terletak pada pendekatan holistiknya yang mengintegrasikan tiga dimensi fundamental : partnership, prosperity, dan peace".

Pertumbuhan Ekonomi, Sebuah Mantra Universal

Para ekonom menjadikan Gross Domestic Product-GDP seakan mantra bisnis universal untuk mengukur kesejahteraan. Angka dan pertumbuhan ekonomi menjadi parameter tingkat keberhasilan. Semua tidak ada salahnya. GDP sejatinya memang mengukur kinerja ekonomi.

Pertumbuhan GDP dari waktu ke waktu mengindikasikan kecepatan perekonomian berkembang. Wujud angkanya yang positif berarti ekonomi sehat, sedangkan kontraksi menandatangkan resesi.

Ia juga menjadi indikator kesejahteraan material. Angka yang tinggi bermakna standar hidup yang lebih baik, walaupun hanya mencakup kesejahteraan material.

GDP menjadi panduan kebijakan ekonomi. Dengannya penguasa negara dan bank sentral merancang kebijakan fiskal (anggaran negeri), dan mengatur kebijakan moneter (suku bunga).

Satu lagi, dengannya kita bisa memperbandingkan ukuran dan kekuatan ekonomi antar bangsa, baik secara nominal maupun berdasarkan paritas daya beli.

Dunia memang sangat terobsesi dengan angka, dan pertumbuhan ekonomi menjadi parameter keberhasilan. Seolah semua adalah mantra universal untuk mendapat kesejahteraan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline